Mohon tunggu...
Nolya Zulkarnain
Nolya Zulkarnain Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

biyay dari Athar belalang kupu-kupu ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melewati Lintasan Kereta Api, Pakai Perhitungan Dong!

16 Januari 2012   09:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13267068241941934962

[caption id="attachment_156425" align="aligncenter" width="450" caption="Gawat .. pengendara sepeda motor suka terobos palang pintu yang sudah diturunkan (doc. pribadi) "][/caption] Entah berapa kali kecelakaan kereta api terjadi di negeri kita ini. Baik itu tabrakan antar kereta, tabrakan kereta api dengan kendaraan lain ataupun penumpang yang terjatuh  saat kereta api melaju dengan kencang. Baru-baru ini beredar foto kecelakaan kereta api yang membuat bulu kuduk merinding. Pada foto tersebut terlihat badan seorang laki-laki yang terpisah dari kepalanya dan tergeletak pada sebuah rel kereta api. Masyaallah ... Saya adalah orang yang paling deg-degan ketika mobil yang membawa saya harus melintasi rel kereta api. Apalagi jika lintasan berada pada jalan yang sempit, padat dan tidak dilengkapi palang pintu. Dada saya sudah berdegup kencang duluan ... hehehee, takut takut jika mobil yang saya tumpangi pas berada di atas rel dan tiba-tiba kereta api melintas. Apalagi banyak sekarang saya lihat pengemudi sepeda motor nekad menerobos lintasan kereta api padahal suara tanda kereta akan lewat sudah dibunyikan. Akibatnya lintasan kereta jadi penuh sesak sepeda motor karena semua ingin cepat melintas. Kalau sudah begitu kemana lagi akan mengarahkan stir mobil, tak ada ruang yang kosong. Nah, biasanya jika yang jadi juru kemudi adalah suami atau adik saya, mulut saya sudah komat-kamit memberikan perintah saat melintasi jalur kereta api yang berada pada jalanan yang sempit. Saya akan meminta mereka untuk berhenti sejenak jika mobil tepat berada di depan rel kereta. Tujuannya adalah agar adanya ruang kosong pada jalan yang berada di seberang lintasan yang akan dilewati nantinya. Jika pada saat mobil kami berada tepat di atas rel dan tiba-tiba suara tanda kereta lewat berbunyi, maka dengan cepat mobil kami bisa berlalu dari lintasan karena telah ada ruang kosong di depan kendaraan kami. Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, saat saya dan keluarga mengunjungi salah seorang kerabat di daerah Bojong Gede Kabupaten Bogor. Tentu beberapa rekan kompasianer tahu bagaimana sempit dan padatnya jalan menuju Bojong Gede dan melewati beberapa lintasan kereta api. Pada saat mobil kami berada di depan lintasan, seperti biasa kami berhenti sejenak agar ada ruang di seberang lintasan. Pada saat berhenti ini tiba-tiba saja, mobil di belakang kami membunyikan klaksonnya tak henti-henti agar mobil kami segera berjalan. Padahal padatnya kendaraan di rel minta ampun. Kami hanya ingin menunggu ada sedikit ruang yang kosong di depan kami. Karena pada lintasan ini entah berapa kali terjadi kecelakaan. Kami hanya ingin berhati-hati. Tapi sepertinya pengendara di belakang kami ini  ingin buru-buru ke WC nampaknya, klaksonnya itu nggak diam diam.  Waahh ... kesal juga sih di gituin. Pengen ngasih kuliah juga sama nih orang ... hihiii Akhirnya setelah tak berapa lama (sekitar 5 menitan), kami melihat sedikit celah di seberang sana, mobil kamipun beranjak menyeberangi lintasan kereta. Sedangkan mobil di belakang dengan tak sabar langsung menyusul. Pada saat kami telah melewati rel tiba-tiba suara tanda kereta lewat berbunyi ... huuft, untung kami telah sampai di seberang walau terjadi sedikit kemacetan di depan kami. Namun apa yang terjadi dengan mobil yang di belakang?Seolah kebakaran jenggot dia membunyikan klakson berulang-ulang kali agar kami memberi jalan karena mobilnya masih berada tepat di atas rel. Saya sudah merasakan kecemasannya, tapi mobil di depan kami sedikitpun tak bergerak. Melihat keadaan yang demikian, suami sayapun membunyikan klakson agar kendaraan di depan kami memberikan sedikit ruang, agar kami bisa bergerak dan mobil yang dibelakangpun bisa segera melaju dari rel. Alhamdulillah, kemacetan di depan kami sedikit mencair. Mobil kami bergeser sedikit ke depan sehingga ada ruang untuk mobil di belakang. Hhmm ... hampir saja.  Ternyata selain kehati-hatian, hitung-hitungan saat berkendara ketika melintasi rel kereta ada manfaatnya juga. *** Kuliah buat orang yang mengendarai mobil yang di belakang saya waktu itu (masih emosi ding ... ) " Makanya pak/om/mas/dek, kalau nggak ingin jantungnya copot, lewat lintasan kereta api, pake perhitungan doooonggg ..... hihiiii "

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun