Oleh karena itu, penggunaan klorokuin secara bebas atau tanpa anjuran dokter sangat tidak disarankan. Efek samping yang bisa muncul saat mengonsumsi klorokuin meliputi gangguan irama jantung (aritmia), sakit kepala, tidak nafsu makan, sakit perut, diare, rambut rontok, dan kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari.
3. Lopinavir-ritonavir. Lopinavir-ritonavir adalah obat antivirus yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit HIV dan hepatitis C. Obat ini pernah menunjukkan efektivitas yang signifikan terhadap virus penyebab SARS, yang berasal dari kelompok virus yang sama dengan virus penyebab COVID-19, sehingga diharapkan bisa bermanfaat untuk menangani COVID-19. Sayangnya, sejauh ini, lopinavir-ritonavir tidak terlihat memberikan manfaat untuk penderita COVID-19. Selain itu, kombinasi obat ini menimbulkan efek samping yang jauh lebih banyak daripada efek samping obat COVID-19 lainnya.
4. Remdesivir. Remdesivir adalah obat antivirus yang dapat melawan jenis virus yang luas. Obat ini awalnya dibuat untuk mengatasi infeksi virus Ebola, namun penelitian laboratorium menyatakan bahwa obat ini efektif dalam menghambat perkembangan virus penyebab SARS dan MERS yang segolongan dengan virus penyebab COVID-19. Pemberian remdesivir untuk COVID-19 menunjukkan hasil yang cukup baik bagi pasien dengan gejala yang ringan dan sedang. Namun, hasil ini tidak begitu signifikan untuk pasien dengan gejala berat dan risiko yang tinggi, misalnya lansia di atas 70 tahun atau pasien dengan penyakit penyerta.
Selain obat-obat di atas, masih ada obat lain yang telah diuji coba untuk menangani pasien COVID-19. Beberapa di antaranya adalah interferon alfa dan ribavirin. Namun, sama seperti obat di atas, obat-obat ini juga masih memerlukan uji klinis lebih lanjut.
Sejauh ini, terapi yang disarankan oleh WHO adalah pengobatan sesuai gejala yang timbul dan pengendalian peradangan yang terjadi di dalam tubuh penderita COVID-19. Selain itu, upaya meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian nutrisi dan dukungan emosional juga penting untuk dilakukan.
Mencegah penularan covid 19
- Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
- Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
- Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
- Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
- Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
- Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
- Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
- Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
- Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
- Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
- Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
- Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
- Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus Corona selama berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA