Lanjut usia merupakan masyarakat yang berusia di atas 60 tahun dan merupakan tahap akhir dari perkembangan hidup manusia. Proses menua merupakan proses yang alami dengan berlangsungnya secara fisiologis yang terjadi kepada semua manusia sejalan dengan pertambahan usia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses ini yaitu, faktor lingkungan, faktor sosial, faktor psikologis dan biologis dari manusia itu sendiri. Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik dari fisiologis ataupun psikologis. Lalu untuk faktor biologi ini sendiri mempunyai tiga fase yaitu, fase progresif, fase stabil dan fase regresif. (Rahayu, n.d.)
Proses menua yaitu tahapan hidup manusia yang dimulai dari bayi, anak-anak, dewasa muda, dewasa tua dan lanjut usia. Menua bukan berarti suatu penyakit, akan tetapi proses menua ini merupakan tahapan berkurangnya daya tahan tubuh yang melawan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh (Muhith, 2016).
Tahapan menua dimulai dari berlangsungnya sejak individu masuk ke tahap usia dewasa. Seiringnya dengan bertambahnya usia, seseorang akan mengalami penurunan kemampuan fisik, mental dan akitvitas fungsional yang timbul pada lansia. Misalnya seperti dengan kejadian kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain yang mengakibatkan tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap individu, fungsi fisiologis alat tubuhnya berbeda-beda, baik dari hal pencapaian atas ataupun menurunnya (Rahayu, n.d.).
Aktivitas fisik (physical activity) merupakan suatu kegiatan atau pergerakan tubuh yang mengakibatkan tubuh mengeluarkan energi. Misalnya, pada saat seseorang melakukan pekerjaan rumah tangga, berkebun, berbelanja, dan berolahraga. Selain itu, aktivitas lainnya seperti kegiatan berjalan kaki, bersepeda, jalan-jalan, bekerja, bermain, berolahraga atau pun melakukan latihan secara rutin dalam sehari-hari. Berbeda dengan latihan fisik (physical exercise) yaitu olahraga yang menjadi aktivitas fisik secara teratur dan terarah dengan tujuan agar mendapatkan hasil berupa kesehatan atau kebugaran yang diinginkan (Dewi, 2018).
Pola aktivitas dan latihan seringkali berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang, jalan-jalan, makan, mandi, berpakaian, dandan dan toilet. Seseorang yang olahraga maka dapat melatih dirinya menjadi perilaku yang baik dan akan menganggap lebih baik. Selain itu juga bisa mempertahankan gerakan sendi dan tonus otot (Muhith, 2016).
Aktivitas dan latihan fisik membutuhkan hubungan yang kompleks antara sistem saraf dan muskuloskeletal.
Dengan terjadinya peningkatan usia maka ada beberapa perubahan yang akan terjadi yaitu, menurunnya aktivitas (kecepatan), menurunnya pergerakan sendi, agifity, (kemampuan bergerak cepat dan lancar menurun), massa otot berkurang, stamina menurun, dexterity (kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus menurun) dan koordinasi menurun. Selain itu ada juga penyakit yang dapat mengganggu aktivitas, misalnya kerusakan neurologis, gout, sindroma otak organik, cedera muskuloskeletal, anemia, malnutrisi, kekurangan oksigen dan gangguan emosional (Muhith, 2016).
Menurut (Maryam, 2012) macam-macam olahraga/aktivitas fisik yang baik bagi lansia yaitu : pekerjaan rumah dan berkebun, berjalan-jalan, jalan cepat, renang, bersepeda dan senam. Adapun program aktivitas dan latihan fisik bertujuan untuk :
1. Membantu tubuh supaya tetap berfungsi/bergerak
2. Membuat kemampuan daya tahan tubuh menjadi naik
3. Membuat hubungan psikologis dengan sesama sehingga tidak merasa diasingkan
