Mohon tunggu...
Ns R A Agustin
Ns R A Agustin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

nurse, hobi membaca dan menulis blog : ns-ardan.blogspot.com punyaibu-warnabaru. blogspot.com semakinkreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Anak Milik Masa Depan Mereka.......

8 Mei 2012   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak ibarat kertas putih yang sangat bersih, kertas akan menjadi bermanfaat ataupun tidak bergantung siapa yang menilainya. Menilai kegunaan dari masing - masing kertas sesuai dengan keinginan setiap orang yang membawa. Sebuah ibarat yang perlu untuk dicermati dan memberikan makna yang sangat mendalam bagi siapa saja yang mau memaknai.

Anak mempunyai masa depan yang berbeda dengan kita sebagai orang tuanya dan kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan di masa depan, pada saat mereka sudah tumbuh besar. Akankah kita tidak memberikan bekal yang dapat mereka jadikan pedoman pada masanya nanti?  Akankah kita membiarkan mereka berjalan tanpa adanya dasar pemikiran bagaimana mereka akan melangkah dan dimana tempat berpijak yang benar? Akankah kita tega meninggalkan mereka menjalani hidupnya kelak dengan bayang-bayang yang belum pasti?

Setiap orang tua pasti akan berusaha memberikan bekal yang cukup dalam bentuk apapun. Bekal harta yang berlimpah tanpa adanya kemampuan untuk mengatur dapat membuat anak bingung menjalani kehidupannya walaupun dia mampu mendapatkan apapun dengan hartanya.

Seseorang dapat bertahan hidup dengan segala macam kondisi dirinya karena adanya kemampuan untuk memahami arti kehidupan sebenarnya. Bagaimana seseorang akan menjalani kehidupannya, jika dia belum memahami arti hidup dan kehidupan. Banyak orang yang hidup tetapi karena belum memaknai kehidupan. Contohnya seseorang yang menaiki kendaraan di jalan menuju perkampungan tanpa membuka jendela kendaraannya dengan alasan debunya masuk atau kendaraannya ber AC untuk sekedar menyapa, menganggukan kepala atau tersenyum pada orang - orang ada di sepanjang jalan yang sedang berbincang-bincang. Diabaikan apa yang ada di sekitar kehidupannya padahal pada saat kita membutuhkan bantuan orang terdekatlah yang akan membantu kita bukan saudara kita yang ada diluar kota atau di luar pulau bahkan di luar negeri.

Anak perlu diberikan bekal ilmu tentang kehidupan supaya dia mampu menjalani kehidupannya kelak sesuai dengan tuntutan pada masanya. Bukan hanya harta, tetapi alangkah lebih baik kita memberikan bekal ilmu dan akhlak yang baik karena dengan bekal ilmu dan akhlak yang baik akan menjadikan seseorang mau  belajar untuk bagaimana memaknai hidup dan memenuhi kebutuhannya dengan tuntutnan yang benar.

Tetapi janganlah kita memaksakan kehendak kita di luar batas kemampuan yang dimiliki anak, jangan karena gengsi atau sekedar ikut-ikutan anak teman atau tetangga sehingga kita menjadikannya seperti kelinci percobaan yang mengikuti segala macam les sehingga waktunya habis tidak ada kesempatan untuk sekedar bermain dan bersosialisasi sesuai dengan perkembangannya. Berikan kesempatan untuk menjalani perkembangan fisik dan mentalnya sesuai dengan usianya, karena masa itu tidak dapat diulangi lagi jika sudah terlewatkan. Setiap masa perkembangan mempunyai kondisi yang berbeda. Yang harus kita ingat anak bukan miniatur kita, dia adalah dirinya sendiri. Setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan, jadikan kelebihannya sebagai alat untuk lebih mandiri dan jadikan kekurangnnya sebagai cambuk untuk belajar.

Ibarat anak panah yang akan kita lepaskan dari busurnya pada arah yang benar dan penuh perhitungan tetapi kita belum tahu apakah sasaran  itu akan tepat atau berpindah arah karena angin yang sangat kencang bisa menerpanya. Hanya dia yang akan tahu akan kemana anak panah ini menuju tempat yang benar. berilah dia bekal hidup dan kehidupan yang dapat  digunakan dengan benar, karena hidup dan kehidupan bisa dipelajari. Biarkan dia berada pada masa depannya dengan bekal yang cukup bagi dirinya supaya tidak tersesat atau berada pada tempat yang tidak seharusnya. Apapun bekal yang kita berikan hendaklah sesuai dengan cara dia mampu menerima supaya tidak sia-sia karena kesulitan yang dia hadapi untuk mencerna maksudnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun