Perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, dalam artian penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama di Provinsi Kalimantan.Â
Dari adanya perkebunan sawit dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan menjadi prospek untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sehari-hari. Kebupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten penghasil sawit terbesar di Provinsi Kalimantan.Â
Dengan bertambahnya luas area perkebunan sawit maka pabrik industri juga bertambah. Namun masyarakat ataupun pihak swasta belum memahami betapa pentingnya mengutamakan aspek lingkungan, membuka lahan perkebunan sawit kebanyakan dipakai dengan cara membakar lahan.Â
Hal ini dinilai dapat menghemat biaya pengeluaran dan efisien waktu. Ini yang terjadi tiap tahun di Indonesia mengalami penggundulan hutan, mengakibatkan  kabut asap, terutama di Kabupaten Ketapang yang cukup parah.
Untuk mengetahui bagaimana dampak keberadaan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Ketapang, maka dilakukan metode pendekatan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis pembobotan scoring, analisis indeks pencemaran air, dan analisis Geospatial Information System.Â
Sedangkan untuk sampel, dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode puposive random sampling. Sedangkan untuk pengambilan sampel analisis kualitas air dilakukan penentuan titik pengambilan sampel air menggunakan Sample Survey Method, yaitu metode pengambilan sampel dilakukan dengan membagi daerah penelitian menjadi segmen atau titik yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian.Â
Pada analisis Persepsi masyarakat menggunakan metode analisis Purata Geometrik  untuk menghitung hasil kuesioner. Parameter yang dilakukan analisis persepsi ini berupa baik, sedang, dan buruk.Â
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden dikelompokan menjadi dua yaitu 82% Â kelompok laki-laki dan 18% Â kelompok perempuan. Hasil menunjukkan bila
- Kualitas udara sesudah adanya pabrik dalam kondisi buruk. Masyarakat lokal yang berpendapat bahwa polusi udara dari pabrik meresahkan masyarakat, dimana mengeluarkan bau menyengat dan munculnya lalat di permukiman masyarakat, dan masyarakat juga merasakan sesak nafas yang dapat merusak kesehatan.
- Masyarakat Kabupaten Ketapang juga mengakui bahwa kondisi air sungai tercemar yang diakibatkan oleh limbah pabrik yang dengan sengaja membuang air limbah ke sungai, ini mengakibatkan ikan yang ada di sungai mati keracunan limbah, ikan yang mati mencapai 2 ton.
- Kondisi jalan di Kabupaten Ketapangkhususnya jalan di sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit rusak, hal ini dikarenakan adanya mobilitas truk pengangkut sawit yang belalu lalang di jalan Kolektor Sekunder tersebut. Jalan menjadi rusak dan berlubang, hal ini semakin diperparah jika hujan turun.
- Kondisi ekonomi selama keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit memberikan dampak baik dengan adanya kegiatan ekonomi barang dan jasa yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pabrik sebagai salah satu mata pencaharian baru yang terbentuk dari adanya pabrik. Sedangkan dampak buruk yang dirasakan masyarakat adalah peluang kerja yang minim sebagai tenaga kerja buruh pabrik karena pabrik tidak mengutamakan tenaga kerja lokal.Â
- Kondisi kualitas udara di Kabupaten Ketapang berdasarkan hasil analisis fisik mengidentifikasi bahwa pada tahun 2017 sampai 2021 mengalami kenaikan gas NO2 disebabkan oleh asap cerobong pabrik, asap ini mengeluarkan bau dan bewarna hitam pekat sehingga kualitas udara ikut tercemar.
- Kondisi kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang berdasarkan analisis fisik dengan menunjukan kualitas air berstatus cemar berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H