[caption id="attachment_393221" align="aligncenter" width="350" caption="dok.pribadi"][/caption]
Dulu ketika duduk di bangku taman kanak-kanak saya masih ingat sering dikirim mengikuti perlombaan melukis dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten, kala itu kelebihan saya adalah menggambar atau melukis dibanding berbicara karena sudah masuk TK tapi bicara saya masih tidak begitu jelas.
Masuk SD kelebihan saya dalam menggambar masih cukup menarik, selepas SD sampai lulus kuliah dan bekerjapun saya sudah melupakan sedikit ketertarikan dan kelebihan saya itu. Kemudian di tahun 2014 kemarin ketika saya harus tinggal dan menuntut ilmu di Belgia ada satu kejadian yang membawa saya kembali menekuni dunia yang dulu pernah saya sukai.
Ketika akan pindah apartemen di Belgia saya yang numpang tinggal dengan teman asal Itali harus memilih barang-barang yang akan kita bawa dan tidak, ketika sedang memilih-milih barang di gudang saya menemukan satu kotak kayu yang menarik dan ketika saya buka ternyata isinya sejumlah kuas, cat minyak, cat air, acrylic, kanvas dan alat-alat lukis lainnya.
Ternyata itu peralatan lukis teman saya yang dia beli beberapa tahun lalu dan berharap bisa belajar melukis dan ternyata keinginan itu tidak terkabul karena kesibukan. Daripada dibuang maka saya mulai mencoba melukis apa adanya dengan peralatan yang ada dI kotak tersebut. Satu lukisan jadi, kemudian dua lukisan, tiga, empat dan voila ternyata saya sudah berhasil melukis 32 lukisan selama di Belgia.
[caption id="attachment_393222" align="aligncenter" width="299" caption="dok.pribadi"]
Kemudian saya unggah hasil lukisan saya yang ala kadarnya teresebut di akun social media seperti Facebook dan Path, lalu muncullah banyak pertanyaan dari teman dan orang-orang disekitar saya, mereka bertanya sejak kapan bisa melukis? Karena selama tinggal di Jakarta mereka tidak tahu dan pernah melihat saya melukis.
Saya sendiri juga heran karena tiba-tiba semua mengalir begitu saja, kemudian teman sekolah saya di Belgia seorang gadis cantik dari Roma memuji dan tertarik membeli lukisan saya, lukisan bunga berwarna kuning dengan latar berwarna biru. Saya terkejut karena saya melukis hanya iseng saya dikala waktu senggang, dia menyukai lukisan tersebut dan akan membelinya, karena dia begitu bersemangat maka saya iyakan.
[caption id="attachment_393223" align="aligncenter" width="343" caption="dok.pribadi"]
Kira-kira lukisan itu berukuran 30x40cm dan setelah deal harga dan dia menyetujuinya maka itulah pertama kali saya menjual lukisan saya ke gadis cantik dari Itali bernama Maria. Setelah itu saya mengunggah lukisan seorang gadis berpayung merah dan seketika banyak yang menanyakan lukisan tersebut dan ingin membelinya. Dan lagi-lagi teman sekolah saya seorang gadis dari Jerman ingin memilikinya dan setelah itu lukisan kecil berukuran 30x20cm itu pun menjadi miliknya .
Kemudian bulan November kemarin saya harus kembali ke Jakarta selama beberapa bulan karena ada beberapa urusan di sini, selama di Jakarta saya mempunyai banyak waktu luang dan saya manfaatkan untuk melukis, saya mencoba melukis menggunakan pensil warna, pastel, cat air, cat minyak dan acrylic untuk mencari tahu dan berlatih dengan bahan yang berbeda-beda.
[caption id="attachment_393224" align="aligncenter" width="284" caption="dok.pribadi"]
Pada suatu saat saya mengunggah sebuah lukisan seorang gadis sendirian di depan menara Eiffel sedang membawa payung berwarna merah diengan latar belakang berwarna hitam. Sebelumnya ide ini muncul ketika saya mencari contoh foto dan lukisan di google dan saya menemukan model lukisan dan foto seperti itu.
Saya suka Paris dan pernah kesana menggunakan kereta dari Brussels, setelah saya mencoba melukis dan mengunggahnya banyak teman saya yang meminta untuk dibuatkan lukisan yang sama , maka saya buatkan mereka lukisan yang sama dengan berbagai macam ukuran.
[caption id="attachment_393228" align="aligncenter" width="286" caption="dok.pribadi"]
Sampai saat ini saya sudah tidak tahu berapa banyak lukisan yang saya sudah buat karena sebagian saya berikan sebagai kado, sebagian saya jual jika ada yang berminat sebagian saya taruh saya di kamar. Kebetulan lagi selama di Jakarta saya punya banyak waktu luang maka saya berminat belajar lebih serius tentang melukis, maka beberapa waktu lalu saya pergi ke Ubud Bali dan tinggal selama 3 minggu untuk belajar melukis dan bertemu pelukis-pelukis tradisional di sana.
[caption id="attachment_393225" align="aligncenter" width="443" caption="dok.pribadi"]
Mungkin ini bisa menjadi sesuatu yang baik untuk saya, mungkin juga ini adalah mimpi saya yang terpendam selama hampir 30 tahun. Kita semua pernah bermimpi dan pasti punya kelebihan masing-masing, terkadang kita sadar atau juga tidak menyadari.
Ada yang langsung tahu dan mengejar atau melanjutkan apa yang menjadi kelebihan dalam dirinya tapi ada yang harus menunggu lama dan harus melewati banyak hal baru akhirnya menemukan satu titik dimana akhirnya kita menyadarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H