Mohon tunggu...
Aris Setya
Aris Setya Mohon Tunggu... Administrasi - Seniman

Seniman dari tanah Jawa yang tinggal di benua Eropa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dag Dig Dug Mengurus Visa Schengen di Kedutaan Belanda

4 Januari 2014   22:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 4755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_313671" align="alignnone" width="300" caption="dok.pribadi"][/caption] Untuk yang hendak bepergian ke luar negeri selain tiket pesawat, dana yang mencukupi pasti yang membuat agak repot adalah mengurus visa. Untunglah saat ini ada negara-negara yang tidak perlu memerlukan visa seperti negara tetangga. Ada beberapa persyaratan yang wajib dipersiapkan jika hendak mengurus visa.

Bulan Mei tahun lalu ketika itu pertama kali saya mengurus sebuah visa, karena belum pernah jadi saya mencaritahu di internet dan tanya beberapa teman yang sudah pernah mengurus visa Schengen di kedutaan Belanda. Kebetulan saya punya teman yang bekerja di travel jadi dia bersedia membantu tetapi kerja tetap kerja biar teman saya harus mmeberikan komisi hehe.

Dari mengurus pendaftaran via web yang sebenernya bisa saya lakukan sendiri, booking tiket pesawat , asuransi semua teman saya yang membantu, jadi saya cukup menyiapkan dokumen pribadi. Karena saya diundang oleh teman saya jadi ada beberapa dokumen tambahan dari si pengundang.

Yang saya siapkan ketika itu, buku paspor, surat keterangan dari kantor, surat referensi bank, fotokopi buku tabungan,pasfoto sesuai dengan permintaan kedutaan berlatar putih jika foto tidak sesuai di kedutaan tersedia jasa pembuatan foto langsung jadi, fotokopi kk, dan ktp, reservasi tiket pesawat dan asuransi yang sudah di buatkan oleh teman saya.

Kemudian surat dari si pengundang berupa surat undangan, slip gaji 3 bulan terakhir, surat yang disahkan oleh pemerintath setempat (gemente) kalau di Indonesia seperti kecamatan, fotocopy identitas si pengundang. Jika semua dokumen komplit maka lebih mudah dalam pengurusan visa ini. Tanggal interview akan dikirim via email.

Saya waktu itu mendapatkan jadwal jam 10 pagi, selama di dalam kedutaan HP dilarang dinyalakan, kemudian semua dokumen dicek sebelum di panggil kedalam kantor untuk interview. Jika ada salah satu dokumen yang kurang, siap-siap ditolak dipintu masuk sebelum ke ruang interview.

Kemudian saya dipanggil untuk masuk ke ruangan yang ada beberpa bilik kaca macam dipenjara atau wartel, jadi sang interview berada di dalam dan kita diluar dan berbicara melalui telepon. Ketika menunggu perasaan takut, perut sakit dan lainnya berkecamuk, apakah nanti akan diterima? Apa saja pertanyaannya bagaimana kalau tidak diapprove?

Kemudian ketika tiba interview pertanyaannya tidak seperti bayangan saya, hanya ditanyakan untuk keperluan apa disana? Hubungan apa dengan si pengundang? Cerita tentang kerjaan saya disini. Dan bebrapa pertanyaan lainnya. Setelah itu disuruh membayar sekitar rp,750.000 (entah saya lupa persisnya) dan diinfokan untuk datang kembali nanti sore jam 3. Kemudian jam 3 sore visa sudah ditangan.

Nah kemarin tgl 24 Desember saya harus mengurus visa kembali, kali ini saya ingin tinggal di Eropa lebih lama. Jadi harap-harap cemas apakah pengurusan visa seperti yang sebelumnya? Secara yang ini waktunya lebih lama dari yang sebelumnya. Dulu visa hanya untuk 30 hari.

Karena satu hari sebelum Natal atau memang keberuntungan saya pengurusan visa ini lebih mudah. Bedanya ketika dulu hanya sekitar 750ribu saat ini sudah naik menjadi 900ribu untuk biayanya. Mungkin karena sebelumnya saya sudah pernah mempunyai visa yang sama dan dokumen pendukung lengkap jadi proses interview berjalan cepat dan lancar.

Dulu hanya menunggu 5 jam visa bisa diambil, jadi dag dig dug nya hanya beberapa jam. Bedanya kemarin saya interview tanggal 24 Desember satu hari sebelum libur panjang jadi saya diinfokan untuk mengambil hasilnya pada tanggal 30 Desember, jadi dag dig dug nya lebih lama.

Selama menunggu dikedutaan perut rasanya melilit, pusing, pengen bolak-balik kamar mandi dan voila ketika paspor saya buka saya mendapat visa selama satu tahun. Mengurusnya sebenarnya tidak ribet jika semua dokumen pendukung lengkap tetapi yang lebih mendebarkan adalah ketika menunggu hasilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun