Mohon tunggu...
Nofriyaldi Chaniago Al-Minangkabawi
Nofriyaldi Chaniago Al-Minangkabawi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tidak begitu banyak yang istimewa dari diri Nofri ini, walaupun demikian, lelaki yang lahir pada bulan november ini tidak tinggal diam begitu saja, dia tetap semangat mengerahkan segala daya dan upaya untuk terus merancang hidupnya. Semangat dalam hati terus dia jadikan pembakar sendi tubuh untuk terus bergerak mengambil takdirnya yang terbaik. Walau kelihatan terseok-seok tapi tidak dijadikan alasan untuk mundur dalam medan perjuangan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relatifitas Kebenaran Manusia

18 Agustus 2013   00:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang harus diperhatikan ketika terjadi perbedaan pendapat:

1. kebenaran manusia terletak di kelemahan manusia itu sendiri
2. kebenaran manusia terletak di kesalahan manusia itu sendiri
3. kebenaran manusia terletak di logika manusia yang sangt terbatas sekali

Manusia sering merasa puas dengan prasangka yang menyelimuti pikiran dan hatinya, akibatnya kebanyakan manusia berhenti mencari kebenaran diatas "kebenaran" yang dipahaminya dan tidak berani melihat sesuatu dengan bijaksana dan penuh rasa tanggung jawab dalam menyikapi berbagai perbedaan dalam kehidupan. Terutama persoalan menyangkut perbedaan yang sudah sulit untuk kita ditoleransi, seperti kasus-kasus sensitif ditengah masyarakat yang sarat berbau SARA.

Meningkatkan pemahaman keagamaan melalui bacaan bermutu dan belajar kepada para ahli dibidang Agama dan budaya merupakan salah satu upaya bijaksana dalam melawan egosentris dalam diri kita. salah besar apabila kita melakukan tindakan anarkhis terhadap orang yang berbeda pemahaman dengan kita.

Kita tidak setuju bisa jadi karena otak kita buntu dan bodoh. Berjuang demi sebuah kebenaran, tetapi tidak mengerti dengan kebenaran yang kita perjuangkan. akhirnya terjebak dalam sebuah pembenaran kepentingan yang bisa jadi tidak akan pernah membenarkan apa yang sedang diperjuangkan.
Kita hanya berusaha untuk sampai kepada sebuah kebenaran, sedangkan yang Maha Benar hanyalah Tuhan.  Wallahua'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun