Bukan main kagetnya saya, ketika mengetahui adanya salah seorang siswa SD Lapinu ini yang notabene keterjangkauannya cukup jauh dari kota, membawa nama SD Lapinu ke Ibukota. Lahir dan dibentuk di daerah serba terbatas memang tidak jadi alasan dan tantangan bagi anak bangsa untuk mengukir prestasi. Tidak terkecuali Yosua. Dia hanya siswa kelas 5 SD Lapinu yang sehari-harinya membantu pekerjaan orangtua baik di rumah ataupun di ladang ini mampu mengharumkan nama sekolah dan membanggakan orangtua serta se kampung Lapinu.
Berawal dari hobi kakaknya yang kemudian menjadi hobinya sejak dia diajarkan ketika kelas 2 SD. Catur menjadi permainannya sehari-hari, tanpa ada bosannya menggerakkan langkah-langkah anak-anak catur itu. Ketertarikannya dan giatnya dia melakoni hobi itu membuat dia dengan mudah mengalahkan lawan-lawan mainnya. Kakaknya, bapaknya, bahkan orang-orang di kampung pun tidak ada yang sanggup mengalahkannya.
Namanya pun didaftarkan menjadi peserta pertandingan catur se Kecamatan Matawai Katingga dalam rangka Perlombaan 17 Agustus tahun 2016 kemarin. Tak disangka, ternyata dia menjuarai se-kecamatan dan secara langsung menjadi kandidat kejuaraan catur tingkat kabupaten/kota di Sumba yang diadakan di Waingapu. Perlombaan berjalan mulus dan membawanya berangkat ke Ibukota Indonesia, Jakarta. Bersama dengan pak guru yaitu Pak Yunus, Yosua berangkat ke Jakarta dan hasilnya memberikan kebanggaan luar biasa bagi SD Lapinu yang hanya sekolah kampung dengan fasilitas sekolah serba terbatas. Bulan ini, Yosua masih akan mengikuti perlombaan catur yang sama dengan sebelumnya.Â
Keadaan sekolah yang serba terbatas saja memberikan dorongan dan motivasi kuat bagi siswa SD Lapinu, terlebih apabila mereka mendapat bantuan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan SD Lapinu. Harapan Yosua, mereka dapat belajar dengan kondisi ruangan yang pas untuk belajar. Yosua dan teman-teman tidak menuntut harus memiliki sekolah gedung, cukup ruangan kelas dapat menghalangi air hujan masuk ke dalamnya karena selama hujan, jangankan buku dan lantai, seluruh pakaian dan isi kelas akan basah oleh air hujan yang menerobos dinding-dinding dan atap yang bocor. Selain itu, siswa SD Lapinu juga berharap mereka memiliki sebuah ruangan yang disebut perpustakaan untuk mengisi kegiatan mereka ketika sedang tidak ada pekerjaan di ladang.
Bagi kompasiana yang tertarik untuk membantu, tersedia beberapa cara yaitu
- kirim buku lewat kirim buku gratis di POS INDONESIA setiap tanggal 17 (alamat hubungi saya)
- donasi dana lewat Donasi untuk SD Lapinu (klik link)
- bagi di sekitar sumba timur bisa donasi berupa benda (hubungi saya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H