Abstrak
Proses adaptasi peserta didik SMP dari jenjang pendidikan dasar ke menengah sangat penting karena di tahap ini siswa menghadapi beberapa perubahan seperti lingkungan belajar, tuntutan akademik, serta interaksi sosial yang nantinya akan berdampak pada motivasi belajar dan pencapaian akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan model pembelajaran problem-based learning (PBL) untuk meningkatan meningkatkan motivasi belajar dan literasi matematis peserta didik kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon pada materi operasi bilangan. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini didahului dengan penelitian pra-tindakan dengan wawancara dan observasi. Pada proses Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus meliputi dua pertemuan. Subjek penelitian penelitian ini adalah 32 orang siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon. Instrumen pengumpulan data adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket motivasi belajar, dan soal tes literasi matematis. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan kriteria keberhasilan lebih dari 70% peserta didik memiliki motivasi belajar dan literasi matematis yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukan penerapan model PBL dapat meningkatkan motivasi belajar dan literasi matematis peserta didik kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon. Pada aspek pertama, Peningkatan terbesar motivasi belajar pada operasi bilangan bulat, pecahan dan desimal antara pra-tindakan dengan siklus I yaitu dimensi kemandirian sebesar 13%. Peningkatan terbesar motivasi belajar pada perkalian dan pembagian antara siklus I dan siklus II yaitu keuletan sebesar 12%. Sedangkan pada aspek kedua, peningkatan terbesar literasi matematis pada operasi bilangan antara pra-tindakan dengan siklus I yaitu memformulasikan situasi/masalah secara matematis sebesar 11%. Peningkatan terbesar literasi matematis pada perkalian dan pembagian antara siklus I dan siklus II yaitu menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil/jawaban sebesar 18%. Hasil tersebut menunjukan bahwa motivasi belajar dan literasi matematis pada siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu lebih dari 70% peserta didik memiliki motivasi belajar dan literasi matematis yang tinggi.
Latar belakang
Sebagian besar peserta didik SMP kesulitan beradaptasi dengan jenjang pendidikan baru, yang berdampak pada motivasi dan pencapaian akademik. Studi pendahuluan di kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon menunjukkan hanya tiga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sementara 29 siswa lainnya biasa saja. Siswa kesulitan menunjukkan ketekunan dan motivasi untuk belajar secara mandiri. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat menurunkan kualitas pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika penting untuk membentuk pola pikir logis dan analitis, tetapi banyak siswa mengalami kesulitan memahami konsep, yang mengakibatkan rendahnya kemampuan literasi matematis. Observasi awal menemukan bahwa 16 siswa memiliki kemampuan literasi yang rendah.
Problem Based Learning (PBL) terbukti efektif meningkatkan motivasi belajar dan literasi matematis. PBL mendorong siswa berpikir kritis dan bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah nyata. Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan literasi matematis siswa kelas VII-B SMP N 1 Sewon melalui penerapan PBL. Diharapkan, siswa mampu memahami konsep matematika dan mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan PBL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan yang membutuhkan keterampilan literasi matematis dan berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan skema penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengamati dampak penerapan PBL secara berkelanjutan dan memperbaiki strategi pembelajaran berdasarkan temuan yang ada.
Tinjauan Pustaka
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menekankan pemecahan masalah sebagai inti pembelajaran. PBL bertujuan mendorong pemahaman konsep secara mendalam, meningkatkan analisis, penalaran, dan kemampuan pemecahan masalah. Tujuan utama PBL adalah mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas. Keunggulan PBL terletak pada kemampuannya untuk menumbuhkan motivasi belajar serta pemahaman yang mendalam terhadap materi (Firdaus, Wahyudin, dan Herman, 2017) . PBL juga membantu siswa menghubungkan teori dengan praktik, sehingga memperdalam pemahaman konsep. Dalam PBL, peran guru sebagai fasilitator sangat penting, memberikan masalah yang memicu siswa untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi berbagai solusi (Jailani, Sugiman, dan Apino, 2017) .
Sintak PBL
- Orientasi pada masalah: Guru memperkenalkan masalah relevan yang memotivasi siswa.
- Mengorganisasi siswa untuk belajar: Guru membentuk kelompok belajar dengan tugas yang jelas.
- Membimbing penyelidikan: Guru memberikan arahan dan sumber daya yang diperlukan.
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: Kelompok menyusun solusi dan menyajikannya.
- Menganalisis dan mengevaluasi: Guru mengajak siswa melakukan refleksi terhadap proses pemecahan masalah.
Motivasi belajar merupakan dorongan internal untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Motivasi ini memengaruhi usaha, ketekunan, dan fokus siswa dalam belajar. Siswa dengan motivasi tinggi cenderung lebih tekun dan bersemangat, serta berusaha meraih prestasi akademik (Schukajlow, Rakoczy, dan Pekrun, 2017) . Motivasi belajar juga berpengaruh pada pengelolaan waktu dan kemampuan mengatasi kesulitan.
Dimensi Motivasi Belajar
- Ketekunan: Konsistensi dalam menyelesaikan tugas.
- Keuletan: Ketidakmudahan menyerah dalam menghadapi tantangan.
- Minat dan Ketajaman Perhatian: Keingintahuan tinggi terhadap materi.
- Berprestasi: Kemampuan mencapai target belajar.
- Mandiri: Kemampuan belajar tanpa bergantung pada orang lain.
Literasi matematis adalah kemampuan untuk merumuskan, menggunakan, dan menginterpretasikan matematika dalam konteks nyata. Kemampuan ini mencakup identifikasi masalah numerik dan penerapan solusi yang tepat (Hayati dan Kamid, 2019) . Literasi matematis membantu individu memahami peran matematika serta membuat keputusan secara konstruktif.
Indikator Literasi Matematis
- Memformulasikan masalah secara matematis: Mengubah situasi dunia nyata menjadi masalah matematis.
- Menggunakan konsep dan penalaran: Menerapkan langkah-langkah untuk mencapai kesimpulan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil: Menginterpretasikan hasil dan solusi yang diperoleh.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon pada tahun ajaran 2023/2024.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data:
- Wawancara: Untuk mengetahui masalah motivasi belajar dan literasi matematis siswa, dengan informasi dari guru pamong dan siswa.
- Observasi: Mengamati proses pembelajaran Problem Based Learning untuk menilai interaksi dan keterlibatan guru.
- Survei (non-tes): Mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa menggunakan instrumen non tes.
- Tes: Mengukur literasi matematis siswa terkait operasi bilangan.
Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah PTK dengan model Kemmis dan McTaggart, yang terdiri dari empat tahapan: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting.
Prosedur Penelitian
Penelitian direncanakan dalam dua siklus, dengan kemungkinan melanjutkan ke siklus ketiga jika hasil siklus kedua tidak memenuhi kriteria keberhasilan. Setiap siklus mencakup perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.
Teknik Analisis Data
Hasil pelaksanaan penelitian dihitung berdasarkan presentasi keterlaksanaan, yang dinyatakan dalam persentase dan dikategorikan (sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang). Data motivasi belajar dan literasi matematis juga dihitung dengan rumus presentase untuk menentukan kategori hasil.
Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dianggap berhasil jika:
- Lebih dari 70% siswa memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi.
- Lebih dari 70% siswa memiliki literasi matematis dalam kategori tinggi.
Metode dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan literasi matematis siswa melalui pendekatan pembelajaran yang lebih efektif.
Metode PenelitianÂ
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Sewon. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan setiap siklus melibatkan dua pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket motivasi belajar, dan tes literasi matematis. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
Hasil Penelitian
Pada tahap pra-tindakan, motivasi belajar siswa tergolong rendah, dengan 72% siswa memiliki motivasi yang cukup dan 50% siswa memiliki literasi matematis yang rendah. Pada siklus I, terjadi peningkatan motivasi belajar, terutama pada aspek kemandirian sebesar 13%. Peningkatan literasi matematis juga tercatat pada aspek memformulasikan masalah secara matematis, dengan kenaikan sebesar 11%.
Pada siklus II, peningkatan yang lebih signifikan tercatat pada dimensi keuletan sebesar 12%, sedangkan literasi matematis meningkat sebesar 18% pada aspek menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil/jawaban. Dengan hasil ini, 75% siswa telah mencapai tingkat literasi matematis yang tinggi, dan 100% siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Pembahasan
Penerapan PBL terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan literasi matematis siswa. Model PBL memungkinkan siswa untuk lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran, yang berdampak pada peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah secara mandiri. Peningkatan terbesar terlihat pada dimensi kemandirian dan keuletan dalam belajar, yang menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas secara mandiri.
Selain itu, peningkatan literasi matematis siswa juga signifikan, terutama dalam hal kemampuan menafsirkan dan mengevaluasi solusi matematis. PBL mendorong siswa untuk lebih memahami penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga literasi matematis mereka meningkat secara keseluruhan.
Kendala
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah adaptasi siswa terhadap metode pembelajaran baru dan keterbatasan waktu. Sebagian besar siswa membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan pembelajaran berbasis masalah dan kerja kelompok. Untuk mengatasi hal ini, peneliti menambah waktu diskusi dan memberikan bimbingan yang lebih intensif dalam membentuk kelompok.
Rencana Tindak Lanjut
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran PBL untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan efisien. Penggunaan aplikasi pembelajaran atau platform digital dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan motivasi dan literasi matematis siswa di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H