Oleh: Nofia Fitri
Tiga hari lalu aku mengunjungi lapas khusus pengguna Narkoba di Cipinang. Ada hal yang selalu menyakitkan ketika mengingat tentang Narkoba yang tidak lain adalah Penghancur Generasi Muda dan Masa Depan Bangsa. Bayangkan bagaimana obat-obatan terlarang ini hanya akan menghancurkan Masa Depan bahkan mengantarkan kita kepada Penjara dan kematian.
Aktivitas minggu kemarin membawaku kembali merefleksi satu masalah bangsa tentang kebobrokan Generasi Muda. Dalam tulisan ini aku hanya ingin berbagi sedikit hal yang mungkin bisa berguna untuk kita semua. Tulisan ini adalah refleksi dalam mata terbuka ku menyaksikan bagaimana detik-detik kematian itu mendekati si Pengguna Narkoba di Penjara, dan semoga meninggalnya memberi lebih banyak pelajaran untuk kita semua.
Bahkan Aku Tidak Berdaya Mengurusi Kotoranku Sendiri
Sebut saja Andi, si Pengguna narkoba yang masih sangat muda dan pernah terjebak dalam peredarannya. Hukuman 5 tahun penjara tidak hanya menyakitkan untuk si narapidana yang pemakai ini, karena selain harus menjalankan kewajiban sebagai narapidana dia juga harus mampu menahan diri untuk tidak lagi menggunakan narkoba ditengah kondisi tubuhnya yang menuntut untuk diasupi, sementara penjara bukan ruang yang steril dari peredaran narkoba itu sendiri. Dan yang terburuk, Andi harus pasrah dengan klaim AIDS.
Kondisi Andi ketika kutemui di penjara hanya tersisa tulang dengan nafas yang terjepit di tenggorokan. Virus HIV sudah menyebar ditubuhnya, sementara noda bekas suntikan menjadi hiasan buruk di lengan. Dalam kondisi ini Andi hanya bisa mempasrahkan hidupnya kepada Tuhan, sementara menunggu Malaikat mengurangi penderitaannya. Tidak ada makanan yang bisa masuk ke dalam tubuhnya yang sudah tidak bisa menerima asupan energi dari infus sekalipun. Ia tidak mampu menelan obatnya, kalau tidak melarutkannya dengan air. Ketika masih sanggup berbicara, ia hanya berkata, “tubuhku tidak lagi bisa mencerna makanan, kalaupun dipaksa untuk makan, hanya akan menjadi kotoran. Lalu membuat sibuk kawan2 ku yang harus mengurusi tubuh lumpuhku, karena aku tidak berdaya, bahkan untuk mengurusi kotoranku sendiri.”
Hari itu di Klinik Penjara Cipinang, Andi yang dulunya tampan dengan tubuh proporsional hanya tinggal tubuh tak berdaya menghadapi Kematian. Aku menggenggam tangannya dan berkali-kali mengucap kebesaran Tuhan, karena Andi hari itu bergantung kepada Sang Pemilik Nyawa, tidak satu manusia pun bisa menolongnya.
AIDS Tidak Berkompromi dengan Hidupmu
Penyakit AIDS adalah penyakit yang tidak hanya berkonsekuensi pada kesehatan tapi juga kepada Kehidupan kalian, tentang MASA DEPAN dan pertarungan dengan KEMATIAN. Berapa banyak mereka yang menderita HIV mampu meneruskan hidupnya?? Berapa banyak mereka yang menderita HIV dapat hidup tenang menjadi bagian dari masyarakat dengan penyakitnya.
Camkanlah, sebelum penyakit ini menyentuh kehidupan kalian dan merenggutnya!!!
Tidak ada SOLIDARITAS!!!
Bullshit kalau kalian menemukan pergaulan dengan solidaritas diantara pengguna Narkoba. Mereka hanya akan solid selama sampai kalian berada dalam kondisi kecanduan, dan ketika itu terjadi mereka menjadikan kalian sebagai “KORBAN” untuk mensuplai kebutuhan mereka akan uang. Lalu ketika saatnya kalian bertemu Polisi, mereka akan meninggalkan kalian, bahkan menjadi tidak kenal. Mereka yang kayaraya sekalipun hanya akan mengurusi dirinya untuk keluar dari penjara dengan tebusan keluarganya, sementara nasib kalian dengan uang pas-pas’an, just go to the hell... Penjara adalah NERAKA kawan..
NARKOBA Menghancurkan MU!!!
Menjadi Pengguna Narkoba sama dengan menjadi Budak dari obat-obatan yang kalian gunakan. Bayangkan ketika kalian di tuntut untuk menggunakannya, sekalipun dalam kondisi tidak memiliki uang untuk memperolehnya. Kalian dipaksa untuk menghalalkan segala macam cara demi memperoleh barang tersebut.
Kehidupan di PENJARA itu sangat TIDAK ENAK!!! Tidak jauh berbeda dengan Penderitaan selama menjalani Rehabilitasi. Penjara tidak akan memberikan kalian kesenangan apapun. Tinggal 24 jam sehari di tempat sempit ukuran 2x3m yang kotor tanpa privacy yang mengharuskan kalian berbaur dengan orang-orang yang menggunakan satu kamarmandi bau, dan harus antri. Makanan yang sangat tidak menggiurkan selera, tidak ada fasilitas seperti telefon, apalagi komputer dan internet. Selain menonton TV bersama-sama dengan jadwal, kalian dibebankan kewajiban untuk pekerjaan membersihkan lapas. Kalian hanya bisa duduk-duduk ditempat yang sama dengan keterbatasan ruang gerak dan aktivitas setiap harinya. Bayangkan penjara dengan orang-orang yang mungkin akan membuat kalian ketakutan, bukannya merasa nyaman, dengan sipir yang tidak mudah memberi toleransi dan memperlakukan kalian dengan banyak aturan.
Untuk pulih dari kecanduan menggunakan narkoba bukanlah hal yang mudah. Kalian tidak hanya berurusan dengan Aparat Penegak Hukum sebelumnya dan Rumah Sakit/Pusat Rehabilitasi. Ingat, kalian harus berhadapan dengan masyarakat, karena konsekuensi sosial adalah bagian sulit bagi seorang bekas pengguna narkoba. Hal yang tentu saja tidak bisa kalian lupakan terkait akses dalam memperoleh Pekerjaan layak, karena setiap Perusahaan bahkan institusi pendidikan menuntut kita untuk bersih dari narkoba. Bukan hal yang mudah memulihkan diri dari masa lalu yang merusak kehidupan kalian.
Berfikirlah berkali-kali Kawan-kawan, berurusan dengan Narkoba sama dengan Pertarungan Masa Depan antara Penjara dan Kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H