Langit dicat hitam kelam
Dinginnya mematikan
Bukan karena mandat sang Tuhan
Tapi ulah manusia yang main gendam
Sunyimu main api
Perkara mudah jadi basi
Aku tak bermaksud begini
Tapi ku tak terampuni
Sepertinya …
Kenapa?
Kamu suka yang seperti ini ya?
Membiarkanku menebak
Di tengah asumsi yang berkecamuk
Maafku seperti tak tercapai padamu
Yang terjadi tadi memang salah
Tapi aku sudah menjelaskan padamu
Dalam rentetan aksara … Sudah
Mungkin kamu ingin menyendiri
Tapi tak begini
Kau tinggalkan aku tak tenang
Ini yang kamu senang?
Berulang kali terjadi dalam peradaban
Tapi berulang terulang
Aku sungguh terkesan
Atas hal yang kamu ulang
Malam ini aku lelah, 5 kali sudah
Tak didengarkan …
Dia nya diam malah
Entah apa yang terjadi di keesokan
-
Setelah 5 kali panggilan
Aku tetap tak menjawab
Jangan hentikan
Pasti akan ku jawab
Tapi beri aku waktu …
Kamu salah
Kamu sadarkan?
Jadi aku tidak salah
Kamu tahu kan?
Siang tak berkabar
Sore bisu
Malam berkabar
Aku malah bisu
Jaksa alam menuntut mu melarikan diri
Tapi itu tak benar
Aku tahu, tapi
Perasaan dan logika tan mendengar
Aku hanya …
Hanya ingin dimengerti?
Sial, bahkan aku tak mengerti
Perasaan yang seharusnya aku paling mengerti
Kemarin kita diam
Aku kamu terdiam
Masalah bermalam
Hingga jadi kelam
Belum sempat ini tuntas
Ada berita yang pantas
Hinggap mekar
Di tengah hal tak kelar
Sudah belasan menit aku menunggu
Panggilan membeku
Tak ada lagi yang menyaut
Menyerahkah kamu?
Oke, aku berikan penawaran
Aku anggap masalah kemarin selesai
Tapi tolong jawab permintaan ku
Telepon aku sekali lagi
Aku janji …
Akan ku jawab
Beri kabar
“Iya, aku mengerti” kan ku jawab
Jadi tolong, beri kabar
Sekali lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H