Pandemi Covid-19 berdampak multidimensi pada kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Demi menekan penyebaran virus ini pemerintah pun harus membatasi mobilitas masyarakat dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, sehingga masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak di rumah.
Hal ini membuat banyak usaha tersendah hingga akhirnya banyak karyawan yang dirumahkan atau terkena PHK. Bukan cuma perusahaan besar, tapi UMKM pun terpukul. Banyak bisnis yang terpaksa gulung tikar karena sulit bertahan di masa ini.
Meski banyak usaha yang tutup dan karyawan yang terkena PHK, masih ada sebagian yang kreatif dan bangkit membuka usaha baru dengan memanfaatkan kondisi ini. Salah satunya adalah Warung Kopi Welasan, pemilik usaha Kopi Kang Faizul Kamal yang baru membangun usahanya, sebelumnya ia berbisnis jualan buku di Yogyakarta.
Welasan bercerita di masa pandemi melanda di Condongcatur Sleman, Yogyakarta. Kedai kopi yang dibuat bersama teman-temannya yang telah berjalan selama beberapa bulan.
Meski kedai kopinya kalah saing dengan tren kopi lainnya, kedai Kopi Kang Faizul Kamal tetap konsisten dengan pendiriannya bahwa ia pasti bisa bangkit, katanya.
Sudah jelas bahwa roda bisnis berubah drastis akibat pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Perubahan ini juga terasa pada bisnis kedai kopi lokal yang ada di Indonesia. Hal ini karena biasanya kedai kopi jadi tempat berkumpul, bercengkrama bahkan bekerja. Dengan adanya aturan sosial distancing, kedai kopi menjadi sepi.
Lalu bagaimana cara Kang Faizul Kamal pemilik warung Kopi Welasan tetap bertahan di kondisi pandemi yang dashyat ini?
Pendiri warung Kopi Welasan, Kang Faizul Kamal menceritakan sebelum ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kedai tetap buka namun jam operasional berubah. Kemudian Welasan Kopi juga menyediakan tempat cuci tangan, bilik disinfektan dan handsanitizer. "Kami juga memberi batas jarak 1,5 meter setiap meja," pungkasnyaÂ
Meski demikian dia mengakui keunikan UMKM yang ia jalani ini juga masih belum familiar. Sehingga dalam penjualannya dia harus menyematkan edukasi kepada pelanggannya bagaimana cara menyeduh kopi yang enak. Sejauh ini, promosi paling efektif menurutnya masih melalui media sosial terutama Instagram.
Dia mengakui menjalani warung Kopi Welasan seperti ini bisa dibilang tidak terlalu sulit ya kita hanya sabar dan konsisten saja dalam menjalaninya.