Kata demi kata tersusun adiwarna
Syair-syairnya beriramakan nyanyian surga
Para bidadari mengepakkan sayapnya
Turun ke bumi menyambut gembira
Tersirat kalimat bermakna makrifat
Mengajak bertobat dari maksiat
Ketika ajal semakin mendekat
Sebelum semua jadi terlambat
Aksara dalam secangkir kopi
Dipekat hitamnya banyak memberi arti
Tentang kegelisahan hati
Yang semakin rapuh diterpa badai
Ingin berpaling namun tak mungkin
Aroma kopi terus menghantui perasaan
Uap putih melambai menerobos alam pikiran
Menuntun tak kembali berangan-angan
Lirik-lirik puisi terus melantunkan rasa
Tak mudah 'tuk dilupakan kiranya
Bukan hanya sekedar pelepas dahaga
Coba wujudkan dalam bentuk nyata
Disini kutemukan jati diri
Yang telah pergi lama kembali
Diantara butiran ayat-ayat kaligrafi Â
Puisi relegi khalam Ilahi.
Singosari, 21 Juli 2019
 @J.Barathan. Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI