Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Makhluk Tuhan (Bagian 4)

11 Juli 2019   15:13 Diperbarui: 11 Juli 2019   15:28 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makhluk Hewan", artinya : Binatang, tidak mempunyai akal tetapi
hanya mempunyai nafsu saja. 

Hewan tidak mengerti kepada yang baik dan yang buruk, halal serta
haram dan sebagainya, hewan itu tidak diwajibkan beragama.
Hidupnya tidak terikat oleh peraturan-peraturan dunia dan akhirat,
harga dirinya tergantung jasadnya atau tubuh kasarnya.

Jika manusia tidak menggunakan akalnya, maka tinggallah nafsunya
saja, sehingga manusia itu sama dengan kehidupan hewan yang tak
mengenal malu dan maunya berbuat sekehendak hatinya saja, dengan
tidak mempunyai perhitungan yang baik. 

Jika di dunia ini telah banyak manusia hewan, maka sudah barang
tentu akan lahirlah kemaksiatan-kemaksiatan dan kehancuran
moral, yang akan diwariskan turun temurun sampai keanak cucu,
yang pada gilirannya nanti akan menghancurkan Bangsa dan Negara. 

Adapun Jin adalah sebangsa makhluk halus (Alam Malakul) dalam
bentuknya, karena dia tidak terlihat dan dia dapat mewujudkan
dirinya di mana saja dikehendakinya, tetapi kehidupannya termasuk
seperti manusia, makan minum, kawin, melahirkan, dan lain-lain.  

Di dalam Al-Quran disebutkan Allah, jin dan manusia dijadikan Tuhan
untuk berbakti kepada Allah. Tapi sayang diantara jin itu ada yang baik
dan ada yang jahat, sama seperti manusia. Mereka yang durhaka disebut
"Iblis", dan yang berbuat bencana di muka bumi dinamakan "Syetan".

Manusia demikian pula, ada manusia iblis, manusia yang takabur dan
enggan bersujud kepada Tuhannya, dan jika manusia itu menyeleweng,
mengacau, dan merusak di dunia ini, merekapun disebut dengan
panggilan kebesarannya yaitu  "SYETAN".

Maka jelaslah bahwa manusia itu, ada yang menjadi iblis dan syetan
karena amal perbuatannya sendiri.

Singosari, 11 Juli 2019

@J.Barathan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun