Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kopi Panas Berselimutkan Dingin

1 Juli 2019   16:32 Diperbarui: 1 Juli 2019   16:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

angin sore berhembus sepoi-sepoi, udara masih dingin terasa, walau sinar mentari sore cukup hangat turun ke bumi.
kopi sore panas mengepul, uap tipis bergerak perlahan goyang gemulai, bak penari jaipong di atas panggung. 

musim penghujan berlalu sudah, berganti dingin udara terasa, tak terdengar lagi kicau burung kecil di dahan-dahan beku.
kuteguk kopi panas, sejenak terasa menghangatkan seluruh tubuh, mengalir darah berdesir keseluruh sendi. 

namun kehangatan tak berlangsung lama, udara yang dingin menyapunya begitu saja hingga menggigil kembali.
lembab cuaca di sore ini, enggan 'tuk melakukan sesuatu, nyaman berdiam diri ditemani asap yang mengepul. 

tak lama lagi sore kan berlalu membawa pergi semua kisah, tentang kopi panas berselimutkan dingin di temaram senja. 

Singosari, 1 Juli 2019
@J.Barathan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun