oleh : Junus Barathan
Malaka adalah pintu gerbang tanah air kita disebelah barat. Pada tahun 1511 Malaka jatuh ketangan Portugis.
Tanah air kita dalam keadaan bahaya. Musuh siap menyerbu.
Demak siap untuk menyerang Portugis. Dipati Unus akan memimpin angkatan perang Demak.
Dipati Unus, adalah putera Sultan Demak. Ia terkenal sebagai seorang pelaut ulung.
Dipati Unus sering memimpin kapal perang Demak. Pertempuran di laut tak asing baginya.
Ia ditunjuk sebagai laksamana Angkatan Laut. Untuk menyerang Portugis.
Dipati Unus,merencanakan serangan mendadak. Dia tidak langsung menuju ke utara
Armada Demak berlayar dari Jepara ke barat.Terus ke barat melalui selat Sunda.Â
Seratus kapal perang beriringan. Kapal perang Dipati Unus paling depan.
Kapal dengan layar panjang dan lebar terpasang ditengah.Bila angin tak bertiup, kapal itu didayung.
Geladak bawah disitulah para pendayung duduk. Geladak atas terdapat beberapa pucuk Meriam
Selat Sunda dilalui dengan selamat. Armada berlayar keutara, menyusuri pantai Andalas.
Setelah melalui pulau Sabang, masuklah Armada keselat Malaka. Melaju terus keselatan.Â
Armada Demak melaju cepat menyerang tiba-tiba. Berjajar seperti supit urang.
Sambil menembakan meriam, Armada terus maju.
Portugis tidak tinggal diam. Benteng Portugis membalas dengan tembakan meriam besar.
Banyak kapal perang Demak terbakar dan tenggelam.
Kapal-kapal portugis menerobos iringan Armada Demak, sambil menembakan meriamnya.
Armada Demak menjadi kacau.Terjadilah pertempuran seru di laut.
Angkatan laut Demak menggunakan siasat"Perompak".
Mendekati kapal Portugis, meloncat ke Geladak. Pertempuran terjadi di atas kapal.
Namun, akhirnya Armada Demak dapat dikalahkan.
Laksamana Dipati Unus, mengumpulkan kapal perang yang tersisa kembali kepangkalan Demak.
Singosari, 7 Maret 2019
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H