Malampun tiba, suasana didalam bis begitu berisik karena suara musik yang kenceng, Nia dan ibunya nggak bisa tidur. Nia memlilih fokus melihat ke jendela menikmati pemandangan malam, karena ini merupakan pengalaman pertama Nia perjalanan jauh naik bis,Hhhiihii...
Tak terasa udah pagi, jam menunjukkan pukul 08.00 pagi, sebentar lagi sampai tujuan titik yang dikasih pak Dedi untuk turun dan nanti akan dijemput, pesan pka Dedi. Setelah beberapa saat bis mereka berhenti dan mereka pun turun. Sambil clingakclinguk Nia menoleh kekanan kekiri seperti mencari sesuatu, dari kejauhan mendekat 2 anak cowok bersama motornya masing-masing. Mereka adalah orang-orang yang disuruh pak Dedi untuk menjemput Nia dan ibunya,''apa ibu Nia?'',tanya salah satu anak cowok itu. Iya,Ibu Nia langsung menjawab. Saya disuruh pak Dedi untuk menjemput Ibu dan Nia, timpalnya. Kemudian merekan berboncengan satu sama lain.
Selama perjalanan ke rumah pak Dedi, Nia ngobrol sama Ryan, salah satu anak cowok tadi. Biar nggak canggung atau cuma basa basi aja. Di motor yang satu ibu Nia dibonceng sama Andy namanya, kata Ryan ke Nia. Dan ternyata Andy berasal dari desa yang masih satu kecamatan dengan Nia. Tak berselang lama setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam sampai juga di rumah pak Dedi. Turun dari motor Nia begitu takjub pada rumah pak Dedi, rumah yang nggak begitu besar tapi elegan dan bagus. Nia dan ibunya masuk ke dalam rumah, sementara dari dalam keluar seorang perempuan yang tak lain adalah istri pak Dedi, ibu Siti namanya. Mereka ngobrol sebentar dan menyuruh Nia untuk istirahat bersama ibunya di kamar yang udah disediakan.
*
*
* Flashback sedikit
Pak Dedi adalah seorang pengusaha kaya yang mempunyai banyak usaha, tak heran jika dia mempunyai banyak anak cowok yang bekerja padanya. Karena usahanya kebanyakan dibengkel mobil.
Malam hari pun tiba, suara mobil terdengar dari dalam rumah pak Dedi, tiba-tiba suara pintu utama kebuka, pak Dedi ternyata yang baru pulang kerja. Nia dan ibunya langsung bersalaman karena tadi mereka belum sempat bertemu karena pak Dedi udah berangkat ke kantor. Setelah pak Dedi selesai mandi,mereka memulai obrolan di ruang tengah,''nduk besok kamu udah mulai kerja ya,tambah pak Dedi''. Iya pak, jawab Nia dengar suara lirih. Sekalian ibu Nia menimpali kalo besok dia juga mau balik ke desa. Karena merasa nggak enak kalo berlama-lama disini, batin ibu Nia.
Didalam sebuah kamar Nia dan ibunya berpelukan satu sama lain, Nia menangis karena besok ditinggal balik ibunya, tak lupa juga ibunya pun menasehatinya untuk berhati-hati dalam bekerja.
Malam cepat berlalu...
Matahari pagi bersinar cerah, suara burung berkicauan, semua udah siap dengan kegiatan masing-masing. Begitu juga dengan Nia yang udah siap dengan pakaian rapi dan tas jinjingnya. Sebelum berangkat Nia berpamitan dulu sama ibunya karena nggak bisa ikut mengantarnya ke terminal. Hati-hati ya nak,''sambung ibunya''. Iya bu, jawab Nia sambil beranjak keluar rumah. Nampak di luar pagar ada  seorang cowok dengan motornya sedang menunggu seseorang, dan ternyata dia Andy, disuruh pak Dedi untuk mengantarkan Nia ke kantornya. Tanpa berpikir panjang Nia pun langsung membonceng dan motorpun melaju meninggalkan rumah pak Dedi.
Dalam perjalanan untuk mengurangi rasa tegang, canggungnya Nia mulai membuka obrolan tipis, dari nanya-nanya nama, alamat, alasan kerja ke kota dan tiba-tiba menjuru ke hal pribadi.''Udah punya pacar'',tanya Andy. Dengan agak kikuk Nia menjawab''mau fokus nyari uang dulu dan mengejar cita-cita'', sahut Nia. Mendengar jawaban Nia, Andy langsung fokus mengendarai motornya nggak berani melanjutkan pertanyaannya yang lain. Perjalanan selama 2 jam akhirnya mereka sampai tujuan, kantor pak Dedi. Dengan rasa deg-degan Nia pun masuk ke dalam, kemudian Nia dikenalkan satu persatu dengan karyawan yang lain.
Masih dengan rasa ketidakpercayaan bisa sampai disini, niat Nia saat ini hanya ingin fokus mencari uang dan membantu orang tuanya karena masih dalam ingatan Nia kalo tetangganya suka menjelek-jelekan keluarganya, Nia ingin mencapai cita-citanya dulu menjadi orang sukses seperti impiannya selama ini.
Waktu berlalu dengan cepat tak terasa udah 2 bulan Nia tinggal di kota, Nia masih tinggal di rumah pak Dedi karena dia dilarang untuk kos sendiri. Hingga hari itu tiba tepatnya Juli 2010 entah ada angin apa, dengan rasa tak percayanya, diterima Nia sms masuk dari nomor yang nggak ada namanya. Assalamu'alaikum Nia, ini nomorku Andy,''Oh nomor Andy'',guman Nia, yang memang Nia belum sempat tukeran nomor hp waktu itu. Setelah itu muncul lagi sma panjang lebar yang membuat Nia tercengang akan isinya. Tapi Nia fokus pada tulisan ''mau nggak kita pacaran?". Pikiran Nia kalut dan kacau dan belum bisa menjawab sms Andy, karena Nia masih ingat akan tujuannya pergi ke kota untuk apa. Malam mencekam, Nia susah untuk memejamkan matanya, hatinya masih berkutat memikirkan isi sms tadi. Tanpa ragu Nia akhirnya menelpon ibunya untuk sekedar sharing, entah apa nanti jawaban ibunya, yang penting Nia udah mengeluarkan semua isi kepalanya. Betapa shocknya dia mendengar reaksi ibunya, yang malah menyuruh Nia untuk menerima ajakan Andy untuk pacaran,''nggak apa-apa, nggak ada salahnya mencobanya karena kamu udah dewasa'', jawab ibunya. Nia dalam dilema panjang, kemudian dia meresapi kata-kata ibunya tadi.''ya nggak ada salahnya juga dicoba'', guman Nia. Akhirnya Nia memberanikan diri untuk menjawab sms dari Andy, sembari mengetik dihpnya"OK kita jalani dulu'',jawab Nia.