Mohon tunggu...
noerwidie
noerwidie Mohon Tunggu... Administrasi - Iseng coret-coret

BUKU,DAPUR,FAMILY

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan Singkat 2010...

30 Oktober 2024   15:25 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:54 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI : PINTEREST#TRACEY

Suasana pagi hari begitu sejuk, desa yang Nia tinggali cukup damai & tentram. Seperti biasa Nia mau berangkat kerja. Tak lama kemudian teman-teman Nia menghampirinya, kemudian mereka berboncengan 3 (kayak cabe-cabean). Nia hanya bekerja disebuah toko kecil untuk membantu orang tuanya. Setiap habis gajian semua dikasihkan pada ibunya, Nia rela nggak pegang uang.

Waktu terus berjalan dan kegiatan sehari-haripun tetap dilakukan Nia seperti biasa. Tapi tidak dengan hari ini, terjadi perselisihan antara Nia dan ibunya. Tiba-tiba ibunya menyuruh Nia untuk nikah dengan anak (pemilik sawah yang letaknya bersebelahan dengan sawah ibunya sebut saja Yudi). Entah angin apa yang telah merasuki tubuh ibunya itu hingga membuat ibunya berpikir seperti itu. Dengan spontan Nia pun marah-marah pada ibunya dan menolaknya. Mungkin benar kalo orang tua itu ingin anaknya mendapatkan pasangan yang udah mapan. Tidak mau kemarahan menjadi-jadi, Nia pun memilih pergi dan berangkat kerja.

Di toko, Nia dengan mata sambabnya masih memikirkan kejadian tadi pagi, Nia nggak bisa fokus bekerja. Ternyata selain ibunya, saudara-saudara bapaknya juga ikut menasehatinya agar menurut kata-kata orang tuanya. Nia malah terus menangis dan memikirkan jalan keluarnya. Apa aku mati saja,"ucap Nia dalam hati" lalu tersadar pada ucapannya Nia pun istigfar berulang kali.

*
Hari berganti hari,bulan berganti bulan 

Disuatu tempat, kerabat ibu Nia ada yang meninggal, mereka mendapat kabar dari tentangganya H+2 setelah pemakaman. Karena masih dekat ibu Nia dan pakdenya pergi takziah. Waktu udah sore tandanya Nia dan teman-temannya bersiap-siap untuk pulang. Sampai dirumah Nia istirahat dan menunggu ibunya yang belum pulang. Mungkin karena tadi hujan, membuat mereka menunggu reda hujannya baru pulang.

Hujan udah reda, Ibu Nia dan pakdenya sampai rumah juga. Tiba-tiba Nia diajak ibunya balik lagi kerumah yang tadi dikunjunginya,sembari ngomong "ibu mau nitipin kamu ke pak Dedi anak kerabatnya yang kemarin meninggal itu. Ibunya berharap Nia bisa bekerja di kota dan mendapatkan pekerjaan yang mapan. Karena pas tadi takziah ibu Nia ngobrol sedikit sama pak Dedi,''apa ada lowongan untuk anaknya'', tanya ibu Nia pada pak Dedi. Ada bu,jawab pak Dedi. Ajak aja ke rumah bu anaknya, timpalnya lagi. Setelah menunggu hujan reda ibu Nia dan pakdenya berpamitan untuk pulang.

Waktu menunjukkan pukul 17.00 mereka sampai di rumah pak Dedi. Dan langsung disam pak Dedi untuk masuk ke dalam, mereka ngobrol panjang lebar, sampai satu keputusan terucap dari pak Dedi, nanti aku kabari kapan berangkat ke kotanya nduk (panggilan anak cewek bahasa jawa). Baik pak, jawab Nia. Karena udah malam juga Nia dan ibunya berpamitan untuk pulang.

Seminggu kemudian

Disebuah toko, tiba-tiba Nia mendapat sms dari nomor yang nggak dia kenal,"nduk kamu berangkat ke kota minggu ini ya"nomor itu tak lain adalah nomor pak Dedi. Perasaan Nia campur aduk, antara sedih dan senang. Sedih meninggalkan teman-teman tokonya dan senang bisa pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Waktu udah sore, tanpa berpikir panjang Nia langsung berpamitan pada pemilik toko dimana Nia bekerja.

Demi masa depan nggak apa-apa mencoba, batin Nia. Sampai rumah Nia langsung menyiapkan apa saja yang harus dibawa dan dibutuhan untuk melamar pekerjaan besok. Waktu berputar, pagi haripun menyapa dengan panas terik matahari yang begitu panas, Ibu Nia pergi ke terminal bis untuk membeli tiket bis. Bis mereka berangkat jam 11 siang, Nia dan ibunya segera bergegas pergi ke terminal.

Sekali lagi dalam hati Nia berguman,"apa ini mimpi?''apa beneran aku akan bekerja ke kota?''apa aku bisa jauh dari orang tuanya?'' gumanannya itu langsung buyar saat mendengar suara tolelet mendekati mereka,yang tak lain adalah bunyi klakson dari bis yang akan mereka tumpangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun