Ini cerita penulis sebagai orang tua yang ingin memasukan putrinya ke sekolah menengah pertama (SMP). Kekhawatiran salah pilih sekolah pasti ada, tapi dengan cara ini dapat mengurangi kekhawatiran itu.
Tahun depan, anak saya akan masuk sekolah SMP. Apapun hasil nilai yang keluar, sebagai orang tua saya sudah harus merencanakan dan mengarahkan akan ke sekolah mana nantinya.
Memilih sekolah untuk anak ternyata tidak mudah. Semua orang tua menginginkan sekolah terbaik. Tapi kemampuan anak, budget/ keuangan dan jarak tempuh juga disesuaikan dengan kemampuan riil sehari-hari.
Semakin dewasanya anak juga menginginkan ke sekolah yang bagus tanpa tahu dan memahami tentang sekolah yang dituju. Biasanya anak menuntut banyak karena dia sebatas tahu bahwa tugas orang tua yakni membiayai sekolah.
Disisi lain, saya dan istri menginginkan sekolah SMP yang informasi riwayat sekolahnya sudah terbukti baik.
Maka dimulailah gerilya sekolah-sekolah sebagai pilihan alternatif yang saya inginkan untuk masa depan anak kami. Untuk menyakinkannya saya mengajak anak berkeliling  untuk melihat bagaimana tampilan sekolah, waktu  dan jarak tempuh yang dilalui.
Sebagai informasi, menurut laporan BPS 2022/2023 kabupaten Malang khusus di kecamatan Lawang, Singosari dan Karangploso saja ada sekitar  17 SMP negeri. Diambil sampel tiga kecamatan tersebut karena jarak tempuh dengan tempat tinggal masih bisa dijangkau.
Alternatif lain adalah Madrasyah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 yang berlokasi di kecamatan Lawang. MTsN juga menjadi pilihan karena di penerimaan peserta didik barunya (PPDB) tidak menerapkan sistem zonasi. Â
Gerilya mengenai informasi sekolah saya lakukan dengan dua cara yakni offline dan online.Â
Informasi offline bisa menanyakan langsung ke sekolah, orang tua murid dan lingkungan yang meliputi  kurikulum, metode pengajaran,  kompetisi belajar siswa, kegiatan ekstra kurikuler, kebersihan lingkungan, prestasi sekolah, fasilitas lain seperti masjid dan kebersihan toilet, kerukunan di dalam sekolah dan penanganan masalah bulliying.