1. Beradaptasi secara cepat. Pada kondisi apapun gulma akan mudah adaptasi dan  menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang ditempatinya. Â
2. Gulma memiliki luas jangkauan tinggi. Ini berkaitan dengan sebaran bijinya. Akbundu, Radosevich dan holt dalam buku gulma dan pengedaliannya yang ditulis Uum Umiyati dan Dedi Widayat  (2017) menyebutkan gulma jenis Ageratum conizoydes menghasilkan biji 40.000 butir , bahkan gulma Amaranthus spinosus bisa menghasilkan biji 235.000 butir.
3. Sifat dormansi biji pendek. Setelah terlepas biji gulma akan cepat berkecambah. Ini efek dari  situasi lingkungannya yang ekstrim seperti suhu, air, kelembaban dan cuaca panas.
4. Perakaran atau cabang yang terputus mudah bertunas. Untuk penyiangan gulma sekedarnya, akan menghentikan sementara waktu tumbuhnya gulma. Setelah itu tunas akan tumbuh lagi
5. Mempunyai daya saing tinggi. Terutama dalam penyerapan unsur hara. Ini menyebabkan tanaman utama kurus.
6. Mengeluarkan  senyawa allelopati. Allelopati adalah zat alelokimia yang dikeluarkan oleh gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain.
Lalu, apa pengaruh tumbuhnya gulma di sekitar tanaman kita?
1. Terjadi persaingan unsur hara atau makanan.  Berharap pupuk diserap oleh tanaman ternyata pupuk di serap oleh gulma. Akhirnya tanaman tumbuh melambat. Laporan  C. Zaragoza (2002) menjelaskan persaingan gulma kuat untuk mendapatkan air, nutrisi, cahaya dan mendapatkan ruang.
2. Gulma menjadi inang hama dan penyakit. Hama kepik, belalang ke gulma dulu sebelum ke tanaman utama. Penyakit tanaman yang disebabkan  jamur  "mampir"  lebih dulu ke gulma. Jamur kemudian melepas spora yang terbawa angin ke tanaman utama.
3. Pemeliharaan tanaman lebih susah dan lama. Lebatnya gulma akan menyusahkan dalam penyiangan rumput. Dibutuhkan waktu tambahan penyiangan jika ingin tanaman terbebas dari gulma.
4. Hasil panen rendah. Untuk tanaman produksi gulma dapat menurunkan hasil. C. Saragoza dalam laporan Food and Agriculture Organization tahun 2002 menjelaskan penyiangan gulma berkala masih dapat menurunkan hasil cabai 10%. Â Penelitian Monadir 2010 dalam Suryaningsih, dkk (2011) menjelaskan kerugian hasil tomat 50% karena gulma.