Pernak-pernik yang selalu kubawa setiap melakukan perjalanan wisata tidak ada yang tertinggal. Kamera, ponsel, camilan (kudapan), teh manis tinggal diangkut masuk dalam tas ransel, dan kukenakan rompi wajib yang harus aku pakai. Sepatu kets yang aku pakai kali ini adalah sepatu milik putri sulungku. Aku memaksakan diri mengenakan sepatu ini, padahal kegedean. Maklum, putriku posturnya lebih tinggi dan ukuran sepatunya lebih besar. Tapi, memang sepatu putriku nyaman aku pakai.
Suamiku sudah berada di atas sepeda motor dengan si kecil. Agenda hari ini adalah mencari berita di seputar Candi Sukuh. Kalau beruntung, semoga nanti bisa mengunjungi 3 obyek wisata sekaligus.Â
Perjalanan dimulai. Suami mengajak kami lewat desa-desa yang udaranya sejuk. Alhamdulillah, hari ini tidak termasuk libur panjang jadi jalan-jalan tidak begitu ramai, tidak padat dan senangnya tidak macet. Perjalanan kami berjalan dengan lancar.
Obyek wisata pertama yang kami kunjungi adalah Telaga Madirda. Setelah itu kami menuju Candi Sukuh. Aku mencari informasi tentang Candi Sukuh dari petugas. Pengunjung Candi Sukuh tidak terlalu banyak.
Bau dupa dan kemenyan membuat perutku jadi mendadak bermasalah dan kepala sedikit pusing. Kami tak berlama-lama berada di Candi Sukuh. Pokoknya yang penting aku sudah mendapatkan gambar dan informasi yang nantinya bisa aku tulis dan aku posting di blog. Sebagai penulis lepas memang aku harus banyak-banyak melakukan perjalanan wisata. Tak selalu di tempat wisata, bisa juga tempat yang berhubungan dengan kuliner.
 00000
Dan tara syalala…. Suami mengajak kami ke obyek wisata air. Ya, Air Terjun Jumog. Maknyes, rasanya adem banget. Si kecil dan Ayahnya jalan-jalan. Aku sendiri menikmati setiap pemandangan yang ada di sini. Kali ini aku merasa bebas. Aku bisa mencari berita lebih leluasa kalau si kecil bersama Ayahnya.
Kami bertiga harus menuruni tangga sebanyak 116 anak tangga. Lumayan capek. Tapi kami tetap semangat. Terbayar sudah rasa capek itu dengan menikmati keindahan alam di Air Terjun Jumog.
Kali ini tidak hujan. Udara begitu sejuk. Matahari juga tidak menyengat panasnya. Aku mencari tempat strategis untuk menikmati aliran air dari grojogan. Ada lesehan di pinggir kali. Kupesan sate kelinci dan teh panas. Sambil menunggu pesanan datang, kukeluarkan ponsel dan kamera. Kedua kakiku aku selonjorkan, rasanya nyaman sekali.
Keceriaan si kecil menunjukkan rasa puasnya. Si kecil yang setiap hari di pondok pesantren dengan pendidikan karakter, sudah bisa menikmati alam. Sepertinya dia kagum dengan kebesaran Tuhan. Suami mendampingi si kecil dan mengajak berbincang-bincang.
Diam-diam aku kagum pada suamiku, yang tahu kebutuhan isterinya yaitu refreshing. Pesananku sudah datang. Sate kelinci makanan khas di Tawangmangu dan Ngargoyoso. Aromanya hemmm, sepertinya rasanya mantap. Dan, segelas teh panas itu melambai-lambai, bikin kerongkongan minta dialiri.