Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Keajaiban Sedekah Penjual Peti Mati

23 Juni 2015   20:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cerita ini saya tulis berdasarkan kisah nyata. kisah dari orang yang sangat dekat dengan saya yaitu ibu mertua. ibu mertua saya bernama Ibu Sumarni.

Ibu Sumarni adalah seorang penjual peti. Bisnis ini sudah digelutinya lebih dari 25 tahun. Biasanya setiap satu set peti yang laku (beserta kain mori, sabun, kapas, minyak wangi dan lain-lain) keuntungannya lebih dari 50 ribu rupiah.

Pada saat menjelang Hari Kemerdekaan (tahun 2008), biasanya diadakan lomba untuk anak-anak dan jalan santai untuk seluruh warga se-RW. Untuk menarik minat peserta, tiap Kepala Keluarga diminta untuk memberikan doorprize sekedarnya. Ibu Sumarni memberikan 3 bungkusan doorprize masing-masing seharga 5 ribu rupiah. (Di desa tempat tinggal saya, doorprize hanya untuk hiburan saja jadi tak perlu mahal)

Pulang dari jalan santai, rejeki yang sudah menjadi jatahnya datang. Sore itu Ibu Sumarni dapat rejeki dari penjualan satu set peti mati. Alhamdulillah. Ternyata sampai tengah malam hari, total laku 3 set peti mati. Ibu Sumarni bersyukur, berkat belajar tentang sedekah dari menantunya sampai saat itu mendapatkan rejeki yang barokah.

Ketika Ibu Sumarni menceritakan apa yang terjadi pada menantunya, menantunya terus memberi motivasi. Memang janji Allah akan terbukti. Dan ibu Sumarni membuktikan keajaiban sedekah tidak harus menunggu tujuh hari, bahkan belum sampai 24 jam, Allah melipatgandakan sedekahnya menjadi lebih dari sepuluh kali lipat. Subhanallah.

Kalau tanpa kita minta pun Allah akan memberi, maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?

Karanganyar, 23 Juni 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun