Tulisan ini dimuat di Solopos, Senin, 29 April 2019. Naskah asli berjudul Meninggalkan Dunia Hitam, dan telah disunting seperlunya.
AH TENANE
MENINGGALKAN DUNIA HITAM
Oleh: Noer Ima Kaltsum
Setelah 25 tahun tidak bertemu dengan teman-teman SMA, Lady Cempluk menghadiri reuni di salah satu warung lesehan di Yogyakarta. Tiap acara reuni biasanya ada alumni yang mengajak pasangannya, istri atau suaminya, ikut serta silaturahmi.
Akhirnya Cempluk bertemu dengan teman-temannya. Tentu saja kondisi sekarang jauh berbeda dengan 25 tahun yang lalu. Baik laki-laki maupun perempuan, biasanya badan tambah melar dan wajahnya juga berubah. Cempluk harus mengingat-ingat wajah teman-temannya. Bila tak ada garis-garis wajah yang menunjukkan teman sewaktu kelas I SMA berarti itu pasangan temannya.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan menjaga sopan santun, Cempluk mengajak ngobrol laki-laki di sampingnya dengan bahasa Jawa krama inggil, mlipis dan halus.
"Njenengan lenggahe wonten pundi, Mas?" tanya Cempluk.
"Wirobrajan dan kalau weekend ke Gunungkidul," jawab lelaki di sampingnya.
"Ngastane wonten pundi?"