Cerita ini dimuat di koran SOLOPOS, Senin, 20 Agustus 2018. Judul naskah aslinya adalah Nunggu Lairan Bayi. Judul cerita yang sudah diedit menjadi Takut Pulang Sendiri. Cerita lucu ini merupakan pengalaman seorang teman.
AH TENANE
Cempluk merupakan salah satu bidan desa yang cukup dikenal di Jatiyoso, Karanganyar. Namanya juga bidan, sewaktu-waktu dibutuhkan harus siap dalam kondisi apapun. Cempluk sering menitipkan anaknya (balita) pada adik iparnya bila harus menolong pasien pada malam hari.
Kali ini Cempluk dimintai tolong untuk membantu proses "babaran" seorang pasien. Kebetulan rumah pasien berada di pelosok desa dan medannya berat. Cuaca malam itu tidak bersahabat, dingin karena hujan turun sedari sore.
Cempluk menitipkan anaknya pada ipar yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Suami Cempluk, Jon Koplo sudah siap mengantar istrinya. Akhirnya Cempluk dan Koplo sampai di rumah pasien.
Setelah diperiksa, keadaan Ibu sehat, gerakan bayi juga normal. Akan tetapi rupanya sang bayi masih krasan berada di perut Ibunya. Oleh karena jarak rumah Cempluk dengan pasien sangat jauh, maka Cempluk memutuskan tetap tinggal di rumah pasien.
Cempluk bilang pada suaminya.
"Mas, sampeyan pulang dulu. Sepertinya tanda-tanda melahirkan belum dekat. Kasihan adikmu momong anak kita. Biar aku menunggu mbak Nicole di sini."
"Sebentar,"Koplo berdiri lalu mondar-mandir.
Bukannya menjawab Cempluk, Koplo malah mendekati Gembus. "Mas Gembus, aku nunut menginap di sini, tidur di ruang tamu."
"Piye ta Mas. Kasihan anak kita dan adikmu. Kok nggak mau pulang, kenapa?"