Dalam minggu-minggu ini sampai menjelang lebaran, akan banyak teman-teman yang upload foto parcel lebaran di medsos. Bahkan sekarang saya juga sering melihat foto-foto tersebut.
Bagi mereka yang mendapatkan bingkisan atau parcel lebaran pasti akan bergembira. Saya sendiri, kalau mendapatkan parcel lebaran juga akan bergembira. Tapi cukup sesaat saja, tidak berlebihan, dan tidak berkelanjutan.
Lo, saya dapat bingkisan lebaran ta? Ah, itu hanya seandainya saja. Selama saya mengajar tidak ada yang namanya bingkisan lebaran atau parcel lebaran. Tapi saya bersyukur, karena di sekolah tidak ada budaya bingkisan lebaran maka kami tidak ngarep-arep alias tidak mengharapkan sekali.
Bagi saya, lebaran tanpa bingkisan atau parcel lebaran, itu hal biasa. Menjadi luar biasa kalau tiba-tiba ada bingkisan lebaran dengan wadah cantik memakai rotan. Bisa wowww, takjub.
Atau mungkin ada THR pengganti bingkisan lebaran? Ada THR, tetapi bukan Tunjangan Hari Raya sebesar satu kali gaji. THR di sini adalah Tabungan Hari Raya. Tabungan, nabung-nabung sendiri, uang-uangnya sendiri. Hehe
Saya dan teman-teman sudah bahagia kok lebaran tanpa parcel. Yang penting, kalau minggu-minggu terakhir masuk sekolah sebelum libur lebaran datang ke sekolah di kantor sudah ada tas kresek warna hitam, di dalamnya ada beberapa makanan yang bisa digunakan untuk menjamu tamu yang datang saat lebaran. Nominalnya tak seberapa tapi nilai keberkahannya besar, karena pemberinya ikhlas dan penerimanya juga ikhlas. Alhamdulillah. Jadi siap-siap dengan kejutan tas kresek warna hitam di kantor.
Yang sudah mau mudik silakan, selamat jalan. Hati-hati selama di perjalanan. Bila lelah, istirahat terlebih dahulu. Kalau mengantuk jangan memaksa mengendarai sepeda motor atau mobil. Tak usah buru-buru, yang penting selamat sampai tujuan. Â