Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri

Saya menyukai menonton film, teknologi, sejarah, dan filsafat. Film memberi saya perspektif baru, teknologi menarik karena perkembangannya, sejarah membantu memahami perjalanan manusia, dan filsafat mengasah pemikiran mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengungkap Karakter Manusia dalam "The Penguin"

19 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:30 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.themoviedb.org/tv/194764-the-penguin/images/posters 

The Penguin, serial terbaru di HBO Max yang diadaptasi dari semesta Batman, menghadirkan eksplorasi mendalam tentang kejahatan manusia melalui sudut pandang Oswald Cobblepot, alias The Penguin. Artikel ini tidak hanya akan mengulas cerita dan sinematiknya, tetapi juga mengupas kompleksitas psikologi dari karakter-karakter utama serta tema-tema yang disajikan, menawarkan perspektif unik tentang sisi gelap sifat manusia.

Kisah yang Berdiri Sendiri: Kejahatan di Dunia Nyata

Salah satu keunggulan utama The Penguin adalah kemampuannya untuk berdiri sendiri. Meskipun berakar dalam dunia Batman, serial ini tidak bergantung pada elemen superheroik atau supernatural. Bahkan, referensi ke Batman hanya muncul di akhir cerita. Hal ini memungkinkan The Penguin untuk lebih fokus pada dinamika kejahatan manusia, membuatnya relevan bagi penonton yang mencari narasi mendalam dan realistis.

Cerita dimulai setelah kematian Carmine Falcone, kepala keluarga kriminal di Gotham. Dengan kekosongan kekuasaan yang tercipta, berbagai karakter berlomba untuk mengambil alih. Di tengah persaingan ini, Oswald Cobblepot muncul sebagai tokoh utama. Konflik ini tidak hanya melibatkan kekerasan fisik tetapi juga intrik psikologis dan emosional, menjadikan setiap episode seperti studi kasus tentang ambisi, trauma, dan moralitas yang kabur.

Penguin: Dari Simpati Hingga Teror

Karakter Oswald Cobblepot (diperankan oleh Colin Farrell) adalah pusat gravitasi dari serial ini. Pada awal cerita, ia tampak sebagai sosok yang simpatik: seorang pria dari kelas pekerja yang berjuang untuk mendapatkan pengakuan di dunia yang keras. Namun, seiring berjalannya waktu, topeng itu terkelupas, memperlihatkan inti gelap dari jiwanya. Salah satu momen paling mengejutkan adalah pengungkapan bahwa ia membunuh saudara-saudaranya sendiri, sebuah tindakan yang ia lakukan dengan dingin sambil menemani ibunya menonton film lama.

Dari perspektif psikologi, karakterisasi ini mencerminkan sifat psikopat yang mendalam. Psikopat sering menampilkan pesona dangkal dan kemampuan manipulatif, seperti yang terlihat dalam interaksi Oswald dengan para pengikutnya. Namun, di bawah permukaan, mereka memiliki kurangnya empati dan rasa bersalah yang mengarah pada tindakan mengerikan.

Oswald juga menunjukkan elemen narsistik yang kuat. Keinginannya untuk menguasai Gotham tidak hanya didorong oleh ambisi tetapi juga oleh kebutuhan untuk membuktikan dirinya setelah seumur hidup dianggap remeh. Dalam psikologi, ini dapat dikaitkan dengan teori kompensasi Adlerian, di mana individu yang merasa inferior sering berusaha keras untuk mengatasi kekurangan yang dirasakannya.

Sophia Falcone: Transformasi dari Korban ke Pelaku

Sophia Falcone (diperankan oleh Christian Milioti) adalah karakter lain yang menarik untuk dianalisis. Awalnya, ia tampak sebagai korban: seorang pewaris yang dihianati oleh ayahnya sendiri dan dipenjarakan di Arkham Asylum selama sepuluh tahun. Namun, seiring perkembangan cerita, Sophia menunjukkan sisi gelapnya, membunuh keluarganya sendiri untuk mendapatkan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun