Di kota-kota besar, transportasi umum sebenarnya sudah menjadi tulang punggung mobilitas banyak orang.
Di Jakarta contohnya dari bus, kereta, Commuter Line, Transjakarta, JakLingko, MRT, hingga LRT semua hadir untuk membantu kita beraktivitas sehari-hari.
Tapi sayangnya, masih ada pandangan bahwa naik transportasi umum itu hanya untuk mereka yang "nggak punya mobil/motor (kendaraan pribadi)" atau "kurang mampu". Padahal, transportasi umum justru menjadi salah satu solusi jitu untuk mengurangi macet dan polusi.Â
Nah, inilah pentingnya normalisasi penggunaan transportasi umum.
Tidak hanya untuk kalangan tertentu, tapi untuk semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan begitu, transportasi jadi lebih inklusif, lebih nyaman, dan kota pun bisa bernafas lebih lega!
Kemacetan di kota-kota besar semakin hari semakin parah. Jalanan penuh dengan kendaraan pribadi, apalagi di jam-jam sibuk, pemandangan lautan motor dan mobil juga tidak asing lagi di kota-kota besar.
Tidak hanya macet, tapi polusi udara juga semakin menggila karena kebanyakan orang masih memilih memakai kendaraan pribadi daripada transportasi umum. Akibatnya, kualitas udara di kota-kota besar jadi semakin buruk.
Masalah lain adalah persepsi yang salah soal transportasi umum. Banyak orang, khususnya di kalangan menengah ke atas, merasa bahwa kendaraan pribadi itu simbol status.
Naik transportasi umum masih dianggap sebagai pilihan terakhir, padahal justru bisa jadi solusi untuk kemacetan dan polusi kalau semua orang mulai membiasakan diri.
Manfaat Penggunaan Transportasi Umum
Pertama, kalau lebih banyak orang menggunakan transportasi umum, otomatis jumlah kendaraan pribadi di jalan berkurang, dan kemacetan bisa dikurangi. Bayangin, kalau satu bus bisa ngangkut puluhan orang, pasti lebih lega dibandingkan tiap orang bawa mobil sendiri-sendiri.