Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan dan industri dikendalikan oleh pemilik swasta untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin dengan biaya seminimal mungkin. Akibatnya, mereka mencari cara untuk mendapatkan tenaga kerja murah dan efisien, yang sering kali mempengaruhi peran dan perilaku gender dalam masyarakat.
Di artikel ini kita akan coba mengorek-ngorek sampai tak tersisa bagaimana kapitalisme mempengaruhi peran gender, membuat perempuan jadi lebih independen dan maskulin, sementara laki-laki jadi lebih feminin dan pasif. Kita akan bongkar bagaimana sistem ini meriset ulang dinamika sosial dan keluarga di masyarakat modern.
Perempuan dalam Kapitalisme
Dalam kapitalisme, perempuan sering dianggap sebagai tenaga kerja yang ideal. Kenapa? Karena mereka bisa menawarkan banyak hal yang menguntungkan bagi perusahaan.
Perempuan cenderung lebih dominan di otak kanan, yang membuat mereka lebih kreatif dan intuitif. Ini adalah kualitas yang sangat dicari dalam dunia bisnis, terutama untuk inovasi dan pengembangan produk.
Perempuan biasanya memiliki ego yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, jadi mereka lebih mudah diatur dan diarahkan oleh perusahaan. Ini membuat mereka menjadi karyawan yang lebih patuh dan kooperatif.
Karena perempuan pada umumnya tidak memiliki tanggungan sebesar laki-laki (misalnya, sebagai kepala keluarga), mereka biasanya dibayar dengan gaji yang lebih rendah. Ini menjadi keuntungan besar bagi perusahaan yang ingin menekan biaya produksi.
Laki-laki dalam Kapitalisme
Dalam kapitalisme, merekrut laki-laki menjadi tantangan bagi perusahaan. Kenapa begitu? Karena ada beberapa hal yang membuat mereka lebih sulit dan mahal untuk dipekerjakan.
Laki-laki biasanya punya ego yang lebih tinggi, yang membuat mereka lebih sulit diatur dan diarahkan. Mereka cenderung mempertahankan diri saat ditegur atau dibentuk oleh perusahaan, yang bisa jadi batu sandungan.
Laki-laki pada umumnya dianggap sebagai kepala keluarga, jadi mereka punya tuntutan tunjangan yang lebih banyak, seperti tunjangan anak, istri, rumah, dan lain-lain. Ini berarti perusahaan harus siap mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar tenaga kerja laki-laki.
Laki-laki cenderung lebih dominan di otak kiri, yang membuat mereka lebih rasional dan cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan pemikiran analitis dan urut-urutan. Namun, ini juga berarti mereka kurang kreatif dan sulit multitasking, yang bisa jadi kelemahan di lingkungan kerja yang menuntut fleksibilitas dan kreativitas.