Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tak Semua Pegawai Ingin Naik Jabatan: Mengapa Penting Menghargai Pilihan Mereka?

8 Juni 2024   08:39 Diperbarui: 9 Juni 2024   16:45 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Pegawai dalam perusahaan | Photo by Andrea Piacquadio/Pexels

Mengapa Tidak Semua Pegawai Ingin Menjadi Pemimpin? 

Ada banyak alasan kenapa tidak semua pegawai tertarik untuk naik jabatan jadi pemimpin. Salah satunya adalah beban tanggung jawab yang lebih besar. Jadi pemimpin berarti harus mengatur orang lain, memikirkan strategi tim, dan sering kali harus lembur untuk menyelesaikan berbagai urusan. Bagi sebagian orang, ini justru membuat stres dan tidak menarik sama sekali.

Di samping itu, ada juga yang lebih suka kerjaan yang jelas dan terukur. Dalam peran teknis, mereka bisa fokus pada tugas yang spesifik dan punya kontrol penuh atas hasil kerjanya. Ini membuat mereka lebih puas karena bisa lihat langsung dampak dari kerja keras mereka. Misalnya, seorang programmer mungkin lebih puas lihat hasil coding-nya langsung berfungsi dengan baik daripada harus mikirin rapat-rapat dan manajemen tim.

Contoh lainnya, seorang desainer grafis mungkin lebih menikmati proses kreatif dan detail-detail desain daripada harus mengatur proyek atau mengelola tim desainer lain. Mereka bisa lebih fokus mengembangkan skill dan membuat karya yang memuaskan hati mereka sendiri.

Jadi, tidak semua pegawai ingin jadi pemimpin karena berbagai faktor. Ada yang lebih nyaman dan puas dengan peran teknisnya, tanpa harus memikirkan tanggung jawab tambahan dan stres yang datang dengan posisi manajerial. Bagi mereka, jadi ahli di bidang yang mereka suka jauh lebih memuaskan.

Menghargai Pilihan dan Mengelola Ekspektasi

Komunikasi terbuka antara manajemen dan pegawai soal tujuan karir itu penting. Dengan bicara langsung, manajemen bisa paham apa yang sebenarnya diinginkan pegawai. Ini juga membuat pegawai merasa dihargai karena mereka punya kesempatan untuk menyampaikan keinginan dan rencana karir mereka sendiri. Jadi, tidak ada salah paham atau ekspektasi yang tidak realistis.

Perusahaan juga perlu mendukung pegawai yang memilih untuk tidak naik jabatan. Caranya bisa dengan memberi mereka peluang untuk terus berkembang dalam peran teknis mereka. Misalnya, menawarkan pelatihan atau sertifikasi yang relevan dengan pekerjaan mereka. Ini tidak hanya membantu mereka meningkatkan skill, tapi juga membuat mereka merasa dihargai dan diinvestasi oleh perusahaan.

Di samping itu, perusahaan bisa menciptakan jalur karir yang berbeda. Jadi, tidak hanya ada jalur menuju posisi manajerial, tapi juga jalur untuk menjadi ahli atau spesialis di bidang tertentu. Dengan begitu, pegawai yang tidak mau jadi pemimpin tetap punya kesempatan untuk berkembang dan mendapatkan penghargaan atas kontribusi mereka.

Pada dasarnya, menghargai pilihan pegawai dan mengelola ekspektasi dengan baik bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif. Pegawai merasa nyaman dan dihargai, sementara perusahaan tetap bisa mendapatkan kinerja terbaik dari setiap individu, sesuai dengan keahlian dan minat mereka.

Ada sebuah kisah sukses, sebut saja Pak Rudi, ia seorang teknisi senior di sebuah perusahaan manufaktur. Pak Rudi sudah bekerja di sana selama lebih dari 20 tahun. Dia selalu fokus pada peran teknisnya dan tidak pernah tertarik untuk naik jabatan jadi manajer atau supervisor. 

Dari awal, Pak Rudi memang sangat ahli dalam mesin-mesin produksi. Dia paham betul setiap detail dan cara kerja mesin-mesin itu. Ketika ada masalah teknis, semua orang di perusahaan, dari junior sampai manajer, selalu mengandalkan dia untuk menemukan solusi. Berkat keahliannya, mesin-mesin di pabrik selalu beroperasi dengan lancar, minim gangguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun