Menolong orang lain merupakan perbuatan mulia yang dapat membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Namun, tak jarang, kebiasaan menolong ini justru dapat menimbulkan masalah.
Pernahkah Anda merasa terbebani atau bahkan dituntut oleh orang lain setelah sering membantu mereka? Jika ya, Anda tidak sendiri. Banyak orang yang mengalami situasi serupa.
Ketika kita sering membantu orang, mereka mungkin terbiasa dengan bantuan kita dan menganggapnya sebagai hal yang wajar. Hal ini dapat menumbuhkan ekspektasi pada mereka bahwa kita akan selalu membantu mereka, tanpa mempertimbangkan situasi kita.
Ketika kita tidak dapat membantu mereka, mereka mungkin merasa kecewa dan bahkan menuntut kita untuk tetap membantu mereka. Perasaan kecewa ini dapat berujung pada anggapan bahwa membantu mereka adalah kewajiban kita, bukan pilihan.
Situasi ini dapat menjadi rumit dan membuat kita merasa tidak nyaman. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana menjaga batasan dalam membantu orang lain tanpa merasa bersalah atau egois.
Mengapa topik ini penting?
Topik ini penting karena membantu orang lain adalah bagian dari interaksi sosial yang sehat, namun tanpa batasan yang jelas, kebaikan bisa berubah menjadi beban. Menetapkan batasan membantu kita untuk:
Pertama, Menghindari kelelahan emosional. Terus-menerus menolong tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi kita dapat menyebabkan kelelahan.
Kedua, mempertahankan hubungan yang sehat. Batasan yang jelas mencegah terjadinya ketergantungan dan memungkinkan kedua belah pihak untuk saling menghargai.
Ketiga, Menjaga keseimbangan. Membantu orang lain harus seimbang dengan menjaga kesejahteraan diri sendiri.