Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) memposting di media sosial mereka dan menyebut DPR sebagai dewan perampok rakyat. Mereka juga membagikan video yang menampilkan Ketua DPR, Puan Maharani, keluar dari gedung DPR sebagai seekor tikus yang merupakan simbol koruptor.Â
Postingan ini dibuat sebagai bentuk protes mereka terhadap pengesahan Perpu Cipta Kerja menjadi undang-undang oleh DPR. Menurut BEM, DPR tidak lagi merupakan Perwakilan Rakyat melainkan penindas buruh, penindas rakyat, bahkan penentang konstitusi. BEM menggambarkan DPR sebagai kumpulan tikus dengan watak licik yang melancarkan berbagai upaya oligarki.
Menurut saya, BEM sebaiknya menjaga etika dalam menyampaikan protes mereka. Menggambarkan Puan Maharani sebagai tikus yang menjijikkan rasanya tidak pantas.Â
Sebagai gantinya, BEM dapat menyindir para anggota DPR sebagai kumpulan tikus saja. Selain itu, bukan hanya Puan Maharani yang menjadi masalah, tetapi juga DPR secara keseluruhan yang dianggap sebagai mesin keruk uang rakyat.
Mahasiswa tidak bisa berhenti pada marah-marah dan memposting meme lucu saja. Jika melihat betapa buruknya kualitas para anggota DPR, sebagian dari kesalahan mungkin berada di tangan kita semua yang tidak memilih anggota DPR dengan cara yang selektif, rasional, dan kritis.Â
Cobalah kita lihat kembali apa yang kita lakukan pada pemilu 2019 lalu. Siapa yang kita pilih sebagai anggota DPR pada pemilu tahun itu? Yang kita pilih itulah yang menduduki kursi parlemen sekarang. Jika mereka terlihat tidak bermutu, itu karena kita memilih atau membiarkan masyarakat memilih orang-orang tidak bermutu.
BEM dan masyarakat sipil dapat melakukan program pengawasan perilaku anggota DPR, pengembangan program pendidikan politik bagi mahasiswa, anak muda, atau bahkan masyarakat luas untuk melek politik.Â
Politik tidaklah selalu kotor. Politik menjadi kotor karena kita membiarkan politik dikuasai oleh orang-orang kotor. Kita dapat mengubahnya jika kita mau. Pertanyaannya, apakah perubahan masih dimungkinkan mengingat korupsi di Indonesia yang sudah bersifat sistemik?
Jadi intinya, protes yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Protes tersebut merupakan bentuk refleksi atas kualitas perwakilan rakyat dan tantangan yang dihadapi dalam menciptakan perubahan politik yang bersih.Â
BEM UI menuntut agar DPR bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan politik pribadi atau kelompok.Â