Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Konsultan manajemen dengan pengalaman membantu berbagai industri/jasa perusahaan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perubahan Otak di Usia Paruh Baya

12 Agustus 2024   08:19 Diperbarui: 12 Agustus 2024   13:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otak kita mengalami perubahan luar biasa di usia paruh baya, menjadikannya waktu yang tepat untuk mengubah kesehatan kognitif masa depan Anda - David Robson


David Robson menuliskan di majalah New Scientist edisi July 20-26, 2024 tentang perubahan otak di usia paruh baya -menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paruh baya merupakan kelompok orang yang berusia 40 tahunan. Artinya, seseorang yang berusia 40 sampai 49 tahun dapat dikatakan sebagai kelompok usia paruh baya.- menawarkan perspektif menarik tentang bagaimana kita dapat memengaruhi kesehatan kognitif - seluruh kegiatan mental yang membuat suatu individu bisa menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa- kita seiring bertambahnya usia. 

Masalah ini -menurut Dohm Hansen seorang mahasiswa PhD di Departemen Anatomi dan Neurosains di University College Cork Ireland. Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi dan saat ini tertarik pada neurogenesis hipokampus pada orang dewasa, serta hubungannya dengan memori, kesehatan mental, penuaan, dan olahraga.-. dapat ditelusuri adanya perubahan di wilayah otak yang dikenal sebagai hipokampus, yang cenderung menyusut lebih cepat di usia paruh baya, Area ini diketahui terlibat dalam pengodean informasi baru. 

Menurut satu hipotesis, otak mulai kehilangan kemampuannya untuk membentuk neuron baru selama usia paruh baya, yang membuatnya lebih sulit untuk membangun jaringan saraf yang berbeda yang diperlukan untuk membedakan detail satu memori dari yang lain.

Otak di usia paruh baya memang merupakan periode transformasi yang signifikan, dan memahami perubahan ini dapat memberdayakan kita untuk mengambil langkah proaktif demi kesehatan otak yang lebih baik.


Apa mengapa dan bagaimana masalah perubahan otak di usia paruh baya, berikut ini ulasannya?

 **Penurunan dan Plastisitas Kognitif**: 

Usia paruh baya sering kali merupakan saat orang mulai menyadari perubahan kognitif -seluruh kegiatan mental yang membuat suatu individu bisa menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa- yang halus, seperti kecepatan pemrosesan yang lebih lambat atau sesekali kehilangan ingatan. Namun, otak juga sangat mudah beradaptasi selama periode ini, menunjukkan apa yang dikenal sebagai neuroplastisitas---kemampuan untuk mengatur ulang dirinya sendiri dengan membentuk koneksi saraf baru. Ini berarti bahwa meskipun beberapa penurunan mungkin normal, ada juga banyak potensi untuk pertumbuhan dan perbaikan.

 

**Perubahan Hormon**: 

Bagi banyak orang, usia paruh baya bertepatan dengan perubahan hormonal, seperti penurunan kadar estrogen pada wanita dan perubahan kadar testosteron pada pria. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi fungsi kognitif, termasuk memori dan suasana hati. Namun, memahami dampak ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak tersebut.

 

**Dampak Gaya Hidup**: 

Pilihan yang dibuat selama usia paruh baya dapat berdampak besar pada kesehatan kognitif di masa mendatang. Melakukan olahraga fisik secara teratur, menjaga pola makan seimbang, mengelola stres, dan tetap aktif secara mental melalui pembelajaran atau keterlibatan sosial semuanya penting untuk mendukung kesehatan otak.


**Kesehatan Mental**: 

Usia paruh baya dapat menjadi masa stres emosional dan psikologis yang signifikan, yang sering kali terkait dengan tekanan karier, tanggung jawab keluarga, dan identitas pribadi. Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dapat memengaruhi fungsi kognitif secara negatif. Mengatasi masalah ini melalui terapi, perhatian penuh, atau intervensi lain dapat bermanfaat bagi kesehatan kognitif.


Pelatihan Kognitif**: 

Ada bukti bahwa pelatihan kognitif dan latihan mental dapat membantu mempertahankan atau bahkan meningkatkan fungsi kognitif di usia paruh baya. Aktivitas seperti teka-teki, mempelajari keterampilan baru, dan terlibat dalam tugas yang merangsang intelektual dapat mendukung vitalitas kognitif.


**Tidur**: 

Tidur yang berkualitas sangat penting untuk kesehatan kognitif. Selama usia paruh baya, pola tidur dapat berubah, dan masalah seperti insomnia atau sleep apnea dapat memengaruhi fungsi kognitif. Memprioritaskan kebersihan tidur yang baik dan mencari pengobatan untuk gangguan tidur dapat bermanfaat.


**Tindakan Pencegahan**: 

Intervensi dini dan tindakan pencegahan dapat membuat perbedaan yang signifikan. Pemeriksaan kesehatan rutin, penanganan kondisi kronis (seperti hipertensi dan diabetes), dan menghindari kebiasaan buruk (seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan) penting untuk kesehatan kognitif jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun