Mohon tunggu...
Noer Chusnul Chotimah
Noer Chusnul Chotimah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang pengajar yang memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cita-cita

21 Juni 2023   08:27 Diperbarui: 21 Juni 2023   08:29 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cita-cita adalah suatu mimpi serta harapan ingin menjadi apa ketika sudah dewasa nanti. Mimpi yang sangat diinginkan oleh setiap anak. Harapan yang selalu dibayangkan oleh kedua orangtua, agar kelak anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari mereka. Tidak jarang dari seorang anak kecil memiliki cita-cita seperti profesi kedua orangtua mereka, atau bahkan berbalik dari itu. Mereka bermimpi untuk tidak seperti orangtua mereka.

Menurut umum cita-cita adalah sebuah tujuan hidup. Meski terkadang cita-cita hanya berupa mimpi, tetapi dia bisa menjadi penyemangat dalam kehidupan. Karena, demi mencapai mimpi tersebut setiap orang pasti akan berusaha sekuat mungkin untuk meraihnya. Tetapi, jika seseorang hanya mengganggap bahwa cita-cita adalah sebuah mimpi, maka dia hanya perlu bangun tanpa berusaha dengan keras untuk mendapatkannya

Hal utama yang selalu mereka inginkan adalah apa yang mereka lihat. Jika kita bertanya kepada si A "apa cita-citamu?" dan dia menjawab sebagai dokter, itu dikarenakan mereka sangat menyukai profesi tersebut karena berbagai hal. Bisa jadi karena setiap hari orangtuanya menayangkan film yang ada pemeran dokter didalamnya. Atau karena sang orangtua terlalu sering menyebutkan dokter sebagai cita-citanya. Karena pada dasarnya seorang anak akan mengikuti kebiasaan mereka.

Ada banyak anak yang bahkan tidak memiliki cita-cita. Bukan karena tidak ingin, tetapi mereka tidak yakin dengan kemampuannya, karena bagi mereka cita-cita itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Mimpi indah disat tidur nyenyak yang akan membangunkan kita sewaktu-waktu dan tetap harus menghadapi sebuah kenyataan. Kita adalah kita saat ini, apa yang kita hadapi itulah kita. Tanpa melihat bahwa kehidupan kita pasti bisa berubah seiring berjalannya waktu, seiring berapa besar kemampuan kita menghadapi dunia, betapa besar usaha kita untuk meraih cita-cita tersebut.

Disaat saya masih kecil, saya selalu bermimpi menjadi seorang dokter. Karena ibu saya sering keluar masuk rumah sakit dan menghabiskan banyak biaya ketika pengobatannya. Saya selalu bermimpi, kelak jika saya dewasa dan sudah menjadi seorang dokter saya akan memberikan layanan gratis pengobatan untuk warga tidak mampu. Harapan terbesar saya waktu itu adalah menghapuskan istilah "orang miskin dilarang sakit". Istilah yang sangat sering saya dengar waktu itu.

Ketika akan memasuki masa remaja, mimpi telah berubah. Karena terlalu sering membaca novel tentang pegawai kantor dan CEO atau BOS muda diperusahaan, maka cita-cita saya beralih menjadi wanita karrir. Seorang wanita cantik yang bekerja disebuah kantor. Ruangan dingin yang nyaman dan memiliki banyak uang. Cita-cita yang sangat berbeda dari masa kecil saya.

 Disaat saya hampir lulus dari SMA saya mulai berfikir lagi, apa sebenarnya cita-cita saya? Kenapa saya belum menemukan cita-cita yang pas dan cocok untuk diri saya? Saya berasa tersesat dan tidak ada tujuan, tapi saya selalu berusaha untuk mencarinya. Hingga ketika saya lulus SMA saya masih bingung mau kemana, bingung karena belum ada tujuan. Sampaai pada akhirnya saya diterima di salah satu Universitas dengan jurusan Pendidikan. Guru, itulah pandangan saya waktu itu.

Guru, cita-cita yang tidak pernah saya bayangkan, tetapi saya tau bahwa guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Bisa mencerdaskan anak bangsa adalah kebanggaan tersendiri untuk seorang guru. Hingga, setelah saya menjadi seorang guru saya masih memiliki cita-cita untuk membuat sekolah. Sekolah luar biasa yang dimana-dimana terkesan sangat mahal, sangat ingin saya rubah menjadi sekolah luar biasa GRATIS.

Setiap manusia memang sudah seharusnya memiliki cita-cita. Hidup tanpa cita-cita seperti hidup tanpa tujuan, tidak jelas. Hanya mengikuti arus kehidupan tanpa mau merubah untuk menjadi lebih baik. Ya, cita-cita memang hanyalah mimpi, tetapi setidaknya mimpi indah itu akan terus kita kejar untuk meraihnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun