Mungkin hampir semua guru merasakan adanya pikiran-pikiran negative pada diri khususnya saat merasakan begitu banyaknya beban pekerjaan yang dihadapi. Dan ternyata Self efficacy juga dapat memengaruhi burn out pada kita juga sebagai guru.
      Lalu apa sih yang dimaksud dengan burn out?Â
Burn out merupakan pikiran-pikiran negative dan terus menerus yang berkaitan dengan sebuah pekerjaan. Hal tersebut dapat ditandai Ketika seseorang mengalami kelelahan fisik, berkurangnya rasa kompetensi, penurunan motivasi, dan sikap disfungsional dalam tempat kerja (Gumbau dan marisa, 2014).Â
Dan salah satu karakteristik kepribadian mempengaruhi burnout pada guru adalah self efficacy.
Self efficacy adalah sebuah keyakinan dari individu mengenai kemampuan yang ada di dalam dirinya dalam melakukan tugas atau Tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Keyakinan di dalam diri itulah yang memiliki peranan penting. Karena sering kali Guru memiliki keterampilan namun mereka merasa tidak yakin dan percaya diri dengan keterampilannya.
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya BURNOUT, diantaranya adalah:
- Jenis pekerjaan. Karena tugas dan tanggung jawab guru yang banyak dan  berlebihan, hal ini akan dapat membuat guru merasa terbebani dengan apa yang sedang dilakukannya
- Dukungan pekerjaan. Motivasi dan dukungan bisa berasal dari dalam diri (inner) namun juga bisa berasal dari luar lingkungan (outer). Jika  guru tidak mendapatkan dukungan kognitif dan emosional, maka hal tersebut dapat mempengaruhi burnout. Lingkungan yang toxic dimana terdapat banyak rekan kerja yang tidak sepaham,  tentu merupakan sebuah pemicu munculnya burnout. Meskipun sebagai pribadi kita memiliki ketangguhan. Namun rasa jenuh perlahan akan muncul dan mengecilkan hati untuk berkembang dan bekerja lebih baik lagi.
- Karakteristik pekerjaan. Dalam sebuah tim tentu dituntut untuk seiring sejalan agar dapat menciptakan harmonisasi pekerjaan yang baik. Namun jika berhubungan dengan atau memiliki kontak langsung terhadap orang lain seperti dalam hal mengajar juga dapat menyebabkan burn out.
Dari kedua hal diatas, self efficacy dan burn out memiliki hubungan yang erat terhadap kinerja dan peningkatan kemampuan diri. Nilai Self eficacy mampu mempengaruhi Tingkat produktivitas seseorang. Akan sangat mengkhawatirkan jika kedua hal ini tidak seiring sejalan. Lalu bagaimana cara mempengaruhi Self efficacy pada diri ketika munculnya burnout disaat yang sangat tidak diperlukan? Berikut adalah cara memengaruhi Self efficacy.
- Keberhasilan seseorang dalam pencapaian prestasi, membutuhkan sebuah konsentrasi besar dan motivasi luar biasa dari dalam diri yang harus terus dikelola dengan baik.
- Social models, karena individu tidak memiliki kemampuan yang ada di dalam dirinya maka ia akan terdorong untuk mencontoh hal yang sama dengan orang lain. Belajar banyak dari orang lain yang memang mumpuni ataupun meniru tidak ada salahnya untuk dicoba.
- Persuasi verbal : Ketika diarahkan oleh orang lain mengenai saran, nasihat, dan bimbingan. Hal ini bisa mempengaruhi motivasi seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas pentingnya.Â
- Keadaan emosi : adalah bagaimana seseorang bertindak terhadap situasi atau kejadian tertentu. Emosi dapat menyenangkan, seperti bahagia, sukacita, cinta, dan tawa, atau tidak menyenangkan, seperti marah, takut, dan cemas.Â
Oleh karena itu, untuk menangani tugas-tugas yang berat dalam pekerjaan yang dilakukan, akan sangat penting untuk memiliki kemampuan self-efficacy, terutama sebagai guru yang memiliki interaksi langsung dengan orang lain.Â
Dalam kebanyakan kasus, kemampuan seseorang untuk bertindak atau membuat keputusan dipengaruhi oleh tingkat efikasi diri mereka sendiri. Di mana tindakan diambil untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa hal atau kemungkinan di masa depan. Persepsi bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan dikenal sebagai self efficacy. Ini termasuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan seberapa emosional mereka mampu melakukannya.
Efisiensi diri dapat didefinisikan sebagai percaya diri seseorang dalam melakukan sesuatu. Ada tiga tingkat self efficacy: tinggi, sedang, dan rendah. Meskipun seseorang memiliki tingkat ED yang tinggi, itu bagus jika disertai dengan rasionalitas untuk tetap seimbang.