Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Refleksi bagi Anak yang Sedang Berkembang

20 Juni 2024   23:09 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi adalah komponen kunci dari kecerdasan emosional. Anak-anak yang terlatih kecerdasan emosionalnya maka mereka dapat melewati berbagai permasalahan dalam kesehariannya dengan mudah. Tindakan merenung juga dapat membantu seorang anak untuk memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Tidak hanya anak-anak sebenarnya, orang dewasa juga demikian. Perlu untuk bermuhasabah alias merenung tentang apa yang telah terjadi agar dapat mengambil Langkah yang tepat kedepannya. Dengan merenung memungkinkan setiap orang untuk mendamaikan kelemahan dan kekuatan diri mereka, serta membangun empati.

Sangatlah penting untuk mendukung anak-anak dalam membangun keterampilan refleksi yang kuat. Hal ini membantu anak-anak untuk membangun rasa percaya diri yang kuat dan pemahaman tentang siapa diri mereka, untuk apa mereka ada, dari mana mereka berasal dan mengembangkan pilihan yang lebih sehat di masa depan.

Merefleksikan kejadian-kejadian yang telah terjadi pada anak dapat sangat bermanfaat bagi perkembangan korteks frontal mereka dan sangat penting bagi perkembangan regulasi emosi mereka.

Korteks frontal dapat didefiniskan sebagai neokorteks anterior dar batas somatosensory-konteks motorik. (Ensiklopedia Ilmu Saraf, 2009). Kortkes Frontal adalah salah satu wilayah otak yang sedikit diketahui dalam hal persepsi sinyal GI (gastrointestinal). Namun area korteks ini telah muncul sebagai wilayah otak yang penting dalam nyeri GI, sebagian besar merupakan hasil penelitian yang menggunakan pencitraan otak fungsional. Secara keseluruhan peran korteks frontal tampaknya terkait dengan mekanisme kognitif yang terlibat dalam persepsiGI, yang sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan peran umum lobus frontal dalam fungsi kognitif-eksekutif yang lebih tinggi. (Fisiologi Saluran Pencernaan, Edisi Kelima, 2012)

Ketika orang tua, guru, maupun pengasuh terllibat dalam diskusi reflektif dengan anak-anak tentang pengalaman mereka, hal ini membantu memperkuat ketrampilan fungsi eksekutif pada anak, yang sebagian besar diatur oleh korteks frontal. Sebagaimana yang kita ketahui fungsi eksekutif dan ketrampilan pengaturan diri adalah proses mental yang memungkinkan kita merencanakan, memusatkan perhatian, mengingat instruksi, dan menangani banyak tugas dengan sukses. Setiap orangmembutuhkan ketrampilan ini / keterampilan eksekutif, untuk menyaring gangguan, memprioritaskan tugas, menetapkan dan mencapai tujuan, dan mengendalikan impuls atau dorongan pada diri.


Proses ini memungkinkan anak-anak untuk memahami emosi mereka, belajar dari Tindakan mereka, dan membuat Keputusan yang lebih baik di masa depan. Menumbuhkan refleksi, pengasuhan dalam membangun ketahanan, regulasi emosi, keterampilan pemecahan masalah dan perkembangan kognitif secara keseluruhan.

Namun yang harus dipahami adalah, bahwa refleksi hanya boleh dilakukan Ketika anak telah Kembali ke kondisi tenang. Karena saat tantrum dan emosional, penguatan apapun yang diberikan pada anak tidak akan bisa berjalan dengan baik bahkan jauh dari sempurna.

Selain itu orang dewasa yang memimpin refleksi harus melakukannya tanpa menghakimi dan bersikap jujur tentang konsekuensi. Ini adalah kesempatan untuk memperkuat pilihan positif dan mengembangkan / menanamkan strategi yang menenangkan kepada anak yang sedang berkembang.

Dengan senantiasa mengajak anak yang sedang berkembang melakukan refleksi secara konsisten, maka akan menjadi kebiasaan yang sehingga mereka akan terbiasa dalam berpikir kreatif, mencari dan menemukan Solusi dan lalu menerapkannya. Sehingga dalam kehidupan kesehariannya anak yang sedang berkembang akan terlatih untuk selalu berpikir dan mencari sendiri pemecahan dengan kebiasaan refleksi.

Refleksi pemantik yang dilakukan misalnya saja :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun