Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rara Si Pemilih: Sebuah Dongeng untuk Anak

27 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 27 Mei 2024   21:18 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada siang hari itu, Rara pulang dari sekolah dengan riang gembira. Ia ingin segera sampai kerumah untuk sholat dzuhur, makan siang lalu mengganti baju sekolahnya. Rara adalah murid SD kelas 4 di sekolahnya.

Hari itu, Rara dan teman sekelasnya mendapat tugas dari ibu guru untuk mencari kulit kerang di pinggir Pantai sebagai bahan kegiatan prakarya disekolah. "Wah, ini tugas yang menyenangkan bagiku", kata Rara di dalam hatinya.

Sesampainya dirumah, Rara lalu mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah "assalamu'alaikum", ucapnya sedikit nyaring. "Wa'alaikum salam" jawab ibu dari dalam rumah. Rara segera melepas sepatunya di luar rumah untuk kemudian menaruhnya di rak sepatu dengan rapi. Setelah salim dengan ibunya, Rara segera masuk kamar dan tak lupa Rara juga menggantungkan tas sekolahnya di balik pintu. Rara adalah anak yang rapi dan selalu memperhatikan barang-barang kepunyaannya.

Kemudian ia juga mengganti pakaian sekolahnya dengan gamis biru kesukaannya. Lalu Rara keluar kamar lagi untuk pergi ke tempat wudhu. Setelah selesai sholat dhuhur, segera Rara menghampiri Ibu yang sudah menunggu di meja makan. 'ayo segera makan, kamu pasti sangat lapar ya?', tanya ibu. 'iya bu, tapi bukan itu juga sih, sehabis makan Rara ingin segera ke pantai ya bu, Rara ada tugas sekolah mengumpulkan kulit kerang untuk prakarya sekolah', Kata Rara. 'Boleh, selesaikan makannya dengan baik ya, baru setelah itu boleh ke Pantai, jangan lupa berhati-hati di jalan', pinta ibu kepada Rara. 'Baik, bu, Insya4lloh', jawab Rara.

Rara segera menyelesaikan makan siangnya, lalu tak lupa ia mencuci piring bekas makannya dan meletakkan kembali piring yang sudah dicuci di tempatnya dengan baik. 'kata ibu guru, selalu meletakkan barang ditempatnya kembali, supaya rapi dan baik', kata Rara dalam hati mengingat pesan dari ibu guru di sekolahnya.

Setelah pamit dengan ibu, Rara segera keluar rumah. Tak lupa ia berdoa sebelum keluar rumah 'Bismillahitawakaltu allalohi, laa hawla walaquwata illa billahi 'aliyil adzim'. Lalu Rara mulai berjalan dengan riangnya menuju kearah Pantai.

Sesampainya di Pantai, Rara segera mencari kulit kerang-kerang yang terdampar di pasir putih Pantai. Satu persatu ia perhatikan kulit kerang-kerang yang sudah terbuka. Rara memungut satu per satu kerang yang ia temuinya. Sayangnya, ia selalu mengembalikan kulit kerang itu ke pasir Kembali. Nampaknya ia kurang menyukai kulit kerang yang ia temui. Selalu saja ia bergumam saat ia mendapati sebuah kulit kerang. 'hhmmm...kulit kerang ini terlalu kecil, aku tidak suka', katanya. Lain waktu ia menemukan kulit kerang lagi, saat diperhatikan ia berujar lagi 'hhmm kerang ini terlalu gelap warnanya, aku tidak suka', katanya.

Selalu begitu dan lagi, dan lagi. Setiap kulit kerang yang ia temui, selalu tidak sesuai dengan keinginannya. Karena bentuknya yang terlalu kecil atau terlalu besar, karena warnanya yang terlalu gelap atau malah terlalu terang, karena hiasan garis diatas kerangnya yang kurang indah, dan banyak lagi alasan Rara untuk tidak mengambil kulit kerang yang ditemuinya.

Sampai sore hari, tak satupun kulit kerang yang menarik hatinya. "adduh, bagaimana ya...aku belum mendapatkan kulit kerang satupun yang menurutku baik, warna yang cantik, dan dengan bentuk yang indah", katanya bergumam sendiri. Rara sibuk memilih dan mencari kulit kerang yang diinginkannya.

Tiba-tiba muncullah Abizar, teman sekolah satu kelas dengan Rara. "hai, Rara..apakah kulit kerang yang kau cari sudah banyak?", tanya Abizar. "Hari sudah menjelang sore sebentar lagi akan masuk waktu Azhar, dan kita juga harus ke surau untuk belajar mengaji", Lanjut Abizar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun