Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resiliensi dengan Kerangka SAMR Menuju Pembelajaran yang Efektif

26 Mei 2024   22:29 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak dari metode ini adalah pemahaman siswa sangat bergantung pada kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru dalam Google meet terhadap materi pembelajaran. Tidak ada sesuatu yang menarik dan kreatif yang bisa dikembangkan oleh siswa didik.

Lalu bagaimanakah cara seorang guru menggunakan teknologi (hardware dan aplikasi) yang sudah di pelajari untuk mengembangkan pembelajaran?

Setiap tingkat lanjut (Augmentation, Modification, dan Redefinition) menuntut kita untuk mengubah kegiatan dan/atau tujuan pembelajaran. Mengetahui ini (kegiatan dan tujuan pembelajaran) maka tentu saja akan membantu guru untuk bisa menakar dengan lebih akurat seberapa besar resliensi yang diharapkan menerobos masing-masing tingkat tersebut.

Karenanya sebagai seorang guru, secara perlahan namun pasti hendaknya kita dapat menguasai beragam aplikasi pembelajaran untuk merealisasikan setiap tujuan pembelajaran. Namun apabila terlalu banyak aplikasi pembelajaran yang kita pelajari malah membingungkan, maka akan lebih baik untuk fokus saja pada satu aplikasi yang dianggap paling berperan dalam mencapai sasaran atau tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi yang tepat terkait bagaimana cara mengoptimalkan aplikasi tersebut dengan tetap memperhatikan tingkat pemahaman siswa yang berbeda.

Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana caranya agar aplikasi pembelajaran yang dirancang mampu merangsang atau menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan siswa secara signifikan. Terlalu banyak aplikasi yang digunakan namun dengan metode yang itu-itu saja, maka hasilnya adalah keterbatasan pengembangan kemampuan siswa yang terpaku pada tataran mengingat dan menghafal.

SEMOGA BERMANFAAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun