Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

RA Kartini dan Simbol Perjuangan Semangat Kesetaraan

21 April 2024   23:09 Diperbarui: 21 April 2024   23:38 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun selalu diperingati Hari Kartini baik itu dilingkungan sekolah, kantor pemerintahan dan bahkan hampir disemua tempat. Tanggal 21 April memang telah ditetapkan secara resmi sebagai Hari Kartini. Ini adalah hari kelahiran seorang pejuang Perempuan Indonesia yang berasal dari Jepara, Raden Ajeng Kartini. Beliau dilahirkan pada 21 April 1879 tepatnya. 

Anak dari seorang Bupati di Jepara. Beliau merupakan putri dari RADEN MAS ADIPATI ARIO SOSONINGRAT dan M.A Ngasirah, serta merupakan keturunan bangsawan. Oleh karenanya gelar Raden Ajeng boleh disematkan kepadanya

RA Kartini dilahirkan di saat gerak perempuan masih sangat terbatas. Pada masa itu, anak-anak perempuan terutama dari kalangan pribumi, tidak diperkenankan untuk mengenyam pendidikan. 

Kedudukan perempuan pada masa itu hanya dipandang sebelah mata dan tidak penting. Sehingga mereka tidak diperkenankan untuk aktif berada di luar rumah apalagi bekerja dan bersekolah.

Hal ini memang tidak berlaku untuk seorang RA KARTINI. Seorang Perempuan yang cerdas dan berani mengambil Keputusan untuk berontak dari kondisi seperti itu. Sebagai seorang Perempuan Jawa, beliau tetap percaya bahwa Perempuanpun memiliki peranan yang tidak bisa dianggap remeh. Kuncinya adalah kesempatan. Seorang Perempuan tentu juga bisa menghasilkan hal-hal yang luar biasa yang bisa berdampak baik pada negara, bangsa bahkan dunia menurutnya.

Selayaknya seorang Perempuan, menurut RA KARTINI, Perempuan merupakan seorang ibu yang akan mendidik anak-anak bangsa. Karenanya Perempuan merupakan pencetak generasi penerus bangsa dan sekaligus orang pertama yang mendidik tunas-tunas bangsa. 

Perannya yang dekat dengan anak-anak sebagai generasi penerus tak boleh diabaikan menurut RA KARTINI. Dengan dalih "bagaimana mungkin seorang ibu bisa mendidik anak, jika seorang ibu out sendiri tidak berpendidikan, membuatnya semakin memiliki keinginan yang kuat untuk merubah pandangan ini. RA KARTINI meyakini Pendidikan akan mengangkat harkat dan martabat kaum Wanita, yang pada gilirannya akan merobohkan penganut paham yang mementingkan kekuasaan.

Memperingati Hari Kartini, tidak akan lepas dari "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang merupakan surat yang ditulis oleh RA KARTINI. "Habis Gelap Terbitlah Terang" merupakan buku yang berisi Kumpulan surat-surat yang ditulis oleh RA KARTINI.

Buku ini mengisahkan tentang surat-surat Kartini yang dikumpulkan oleh Jacques Henrij dan Rosa Abendon dengan judul 'Door Duisternis Tot Licht" yang artinya "Habis gelap terbitlah terang.

Secara garis besar, buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" menceritakan tentang kehidupan perjuangan RA KARTINI dalam menegakkan dan memajukan hak-hak Wanita agar sederajat dengan pria. Kebanyakan dalam buku tersebut RA KARTINI menuliskan surat pada saudari dan sahabatnya yang mengisahkan tentang perjalanan KARTINI memperjuangkan hak Perempuan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun