Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Trik Melatih Disiplin untuk Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui

14 Januari 2024   18:46 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:55 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menerapkan pola disiplin pada anak yang memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan anak usia dini sangat penting untuk dilakukan.

Kita mengenal istilah disiplin positif yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak mandiri dalam melakukan segala sesuatu dengan insiatif mereka sendiri tanpa iming-iming hukuman, sogokan, ancaman, maupun hadiah.

Penerapan disiplin sejak dini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif. Anak dapat belajar dengan berkaca dari kesalahan yang telah mereka perbuat dan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih bertanggung jawab dan berempati.

Dengan mengajarkan disiplin pada anak usia dini juga mengajarkan anak dalam bertanggung jawab, tertib, serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berikut adalah 3 trik disiplin yang perlu orang tua dan juga guru ketahui.

1. Waktu.

Hubungan yang baik haruslah dimulai dari komunikasi yang efektif. Ketika anak-anak sedang menunjukkan emosinya, jauhkan mereka dari situasi di mana emosi yang sedang memuncak yang menyebabkan mereka marah atau mereka bertingkah untuk memancing perhatian kita. Berikan kesempatan kepada ananda untuk berbicara dan mengekspresikan pikiran serta perasaannya. Pergilah ke tempat yang tenang.

Dengan menjadi pendengar yang baik, itu akan membuat mereka merasa pendapat dan perasaannya dihargai dan didengar denfan baik.

Validasi emosi mereka dengan membantunya mengenali apa yang mereka rasakan dengan bertanya, misalnya "Kamu sangat marah padaku sekarang", dan biarkan ananda mengeluarkan perasaan mereka.

Sikap mendengarkan ini juga akan menciptakan rasa saling mengerti dan percaya sekaligus mengajarkan kepada mereka pentingnya saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Jangan banyak bicara, karena otak logis dan pusat pemrosesan bahasa mereka sedang tidak aktif, dan tetaplah berada di dekatnya. Jika ananda disekolah, sebagai guru maka ananda bisa diajak keruang guru atau ruang lain di dalam jika memungkinkan.

Namun jika ayah bunda atau guru mendapat kasus terburuk, tantrum dan mengamuk, mintalah ananda duduk di sisi lain pintu. Usahakan untuk selalu tetap tenang, tarik napas secara teratur, dan tunggu sampai badai berlalu. Setelah perasaan mereda, barulah bicarakan apa yang terjadi. Jika hal ini rutin dilakukan, pada akhirnya hubungan komunikasi yang sehat akan terbentuk.

2. Memperbaiki keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun