Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meruntuhkan Kecemasan Anak agar Siap Masuk Sekolah

5 Oktober 2023   10:41 Diperbarui: 6 Oktober 2023   15:52 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Noenky Pribadi

Sebagai guru pasti sangat memahami bahwa awal semester merupakan waktu yang penuh dinamika menghadapi anak-anak usia dini yang baru memiliki pengalaman pergi sekolah. Mulai dari anak-anak yang merengek tidak mau pisah dari ayah-bundanya, merajuk, menangis sampai yang berteriak mencari orangtuanya.

Pengalaman di hari pertama sekolah memang akan menjadi cerita dan kesan tersendiri pada diri anak-anak usia dini. Di beberapa sekolah bahkan biasanya akan disediakan ruangan khusus untuk anak-anak yang masih belum siap untuk bersama-sama masuk di dalam kelas. 

Hal ini untuk menghindari lebih banyak pengaruh kurangnya kemandirian anak-anak kepada anak-anak lainnya. Kami menyebutnya efek snowball ketika satu anak yang menangis maka akan diikuti oleh tangisan anak-anak yang lainnya.

Hari pertama sekolah bisa menjadi saat yang sangat mencemaskan. Bahkan bagi beberapa anak kembali ke sekolah di hari pertama juga bisa jadi memberikan kecemasan yang terjadi setiap hari. 

Dulu, saya selalu sakit perut setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. Meski baru berumur 5 tahun, saya ingat dengan jelas kepala sekolah yang membujuk saya supaya lebih tenang dan jangan merasakan sakit di perut lagi. Sepertinya saat itu saya mulai bisa mengendalikannya meski perlahan. 

Ketika merasa cemas sakit perut yang dirasakan benar-benar di luar kendali dan terjadi begitu saja. Dan yang harus dipahami adalah bahwa kecemasan terwujud dalam kondisi fisik dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

Kecemasan yang dialami oleh seseorang ada beragam bentuknya. Mulai dari sakit perut, sakit kepala, mudah meledak-ledak, mati rasa-tidak bisa bicara alias gugup, menangis, merasa mual, tidak bisa tidur, atau bisa jadi juga mudah tersinggung. Sehingga akan kita temui beberapa anak yang bersikap 'galak' pada anak yang lainnya. Padahal itu dilakukan untuk menutupi kegugupannya juga.

Pada awal semester mungkin ada lebih banyak kecemasan karena hal-hal yang tidak diketahui dan asing. Namun kecemasan juga bisa muncul setiap hari ketika anak-anak menghadapi sesuatu dan mereka belum siap menerimanya. Hal ini bisa disebabkan juga oleh banyak hal seperti:

  • Sensori yang berlebihan (ruang kelas yang berisik, lampu terang, banyak orang dll),
  • Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah,
  • Duduk di samping anak yang tidak mereka kenal,
  • Struktur dan rutinitas yang intens yang mungkin membuat jenuh dan tidak menyukainya.

Mempunyai anak yang siap masuk sekolah tanpa kendala tentunya akan menjadi dambaan setiap orangtua. Mempersiapkan anak untuk menghadapi hari pertamanya sekolah dan menyukai pergi ke sekolah dengan penuh semangat bukanlah pula perkara yang mudah untuk diajarkan kepada anak usia dini khususnya. 

Ada beberapa hal yang perlu orangtua pertimbangkan mengenai kesiapan anak masuk sekolah seperti hal-hal berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun