Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menakar Manfaat Bagan Perilaku (Behaviour Charts) dengan Merdeka Bermain bagi Siswa

7 September 2023   10:55 Diperbarui: 7 September 2023   10:59 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pertama kali mengajar siswa usia dini dan diperkenalkan dengan Teknik behaviour chart atau bagan perilaku, sebagai pengajar anak usia dini saya begitu tertarik dan sangat mempercayai bahwa teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi dan mengubah tingkah laku siswa dengan memanfaatkan asumsi dasar konseling behavioristik.

Asumsi dasar dari penerapan bagan perilaku / behaviour charts yang sangat populer adalah bahwa tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh penguatan / reinforcement yang diberikan terhadap tingkah laku tersebut. Tingkah laku baik akan mendapat apresiasi, namun sebaliknya tingkah laku yang dianggap tidak baik maka tidak akan diapresiasi.

Penguatan ini/ reinforcement yang dibuat oleh guru adalah berupa reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) yang diberikan sebagai konsekuensi terhadap tingkah laku yang dipercayai mempengaruhi motivasi dan konsistensi seorang anak dalam melakukan perilaku tertentu. Namun tahukah bapak dan ibu guru bahwa tehnik behaviour chart tidak memberikan manfaat yang banyak pada anak? Berikut adalah alasan-alasan mengapa justru penerapan behaviour charts / bagan perilaku ini justru tidak harus diterapkan di dalam kelas.

Bagan Perilaku/ Behaviour charts dapat menurunkan motivasi anak

Tentu kita menginginkan untuk memiliki anak-anak yang memiliki motivasi yang baik dalam menghadapi setiap persoalan dalam hidupnya. Motivasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk membantu anak berkembang dengan baik. 

Motivasi juga dapat membantu anak-anak agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Namun beberapa anak akan melihat bagan perilaku yang disodorkan padanya sebagai suatu hal yang bukan menjadi harapannya. Anak-anak akan justru  menjadi kehilangan motivasi karena mereka merasa tidak mampu memenuhi harapan yang telah ditetapkan untuk mereka. Karenanya behaviour charts/ bagan perilaku dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan kurangnya motivasi.

Behaviour charts/ bagan perilaku hanya fokus pada motivasi ekstrinsik.

Motivasi yang kita miliki bisa datang dari dalam diri (Intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Motivasi intrinsik adalah motif-motif aktif yang berada dari dalam diri sendiri sehingga berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena berasal dari dalam diri sehingga dorongan untuk melakukan sesuatu sudah terbentuk. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif berada di luar yang tumbuh dengan perangsangan dari luar. Kedua jenis motivasi ini tentunya punya cara kerja dan efek yang berbeda dalam mengejar tujuan.

Penerapan behaviour chart/ bagan perilaku hanya mengandalkan hal-hal seperti penghargaan dan/atau pujian untuk mendorong perilaku yang baik. Sehingga pembentukan perilaku baik itu hanya datang dari luar diri, bukan dari dalam diri dan dipengaruhi oleh imbalan. Sebaliknya pembentukan perilaku baik pada anak akan lebih efektif bila itu dipengaruhi oleh faktor intrinsik. 

Motivasi intrinsik membuat seseorang melakukan aktivitas tertentu karena menganggapnya sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya atau memberikan kepuasan bagi dirinya sendiri. Seiring berjalannya waktu, anak-anak mungkin mulai memandang perilaku baik sebagai sesuatu yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan imbalan, menyenangkan orang lain yang bukan dirinya, dan bukan sebagai pengalaman positif dan bermanfaat bagi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun