Pernahkah bapak-ibu guru menangani siswa yang sering kali muncul perkelahian dikelas ataupun saling membully satu dengan yang lainnya? Atau ayah-bunda juga di rumah yang harus kewalahan dengan perkelahian antara kakak dan adik yang sebenarnya tidak penting namun bikin ayah-bunda sakit kepala menghadapinya? Nah 6 tips berikut ini ditujukan untuk memberikan solusi bagaimana mengatur dan menangani anak-anak yang frontal dan sering kali ribut / berkelahi. Semoga bermanfaat yaa..
1. Menetapkan Aturan/ Peraturan
Untuk membentuk sebuah keteraturan yang ajeg dan berharmoni, membuat peraturan dan menetapkannya merupakan sebuah solusi terbaik. Dalam menentukan aturan-aturan apa yang sebaiknya ditaati juga ada baiknya untuk mendudukkan anak-anak dan mengajak mereka memberikan ide-ide untuk peraturan kelas ataupun keluarga. Bapak dan ibu guru atau ayah dan bunda dapat menanyakan sesuatu seperti "Peraturan apa yang bisa kita buat agar semua orang bersenang-senang dan merasa aman di keluarga kita?".
Setelah semua menyumbangkan ide-idenya mengenai aturan kelas / rumah, langkah selanjutnya adalah tuliskan ide-ide tersebut dengan rapi (dalam bingkai positif) dan tempelkan di tempat yang dapat dilihat oleh semua orang. Sehingga apabila ada dari mereka yang melakukan kesalahan, maka dapat melihat ke papan/ bingkai aturan yang telah dipajang di dinding. Contoh peraturan yang sederhana antara lain seperti : menjaga tangan sendiri, menggunakan kata-kata yang baik, bertanya sebelum menggunakan sesuatu milik orang lain, meminta bantuan bila diperlukan, dll.
Setiap kali anak-anak bermain dan saling berinteraksi, sering-seringlah merujuk kembali peraturan ini, terutama ketika ayah dan bunda melihat anak ataupun siswa dikelas mulai bermain bersama. Misalnya saat waktu bermain tiba, maka ingatkan kepada mereka, "Apa yang perlu kita ingat tentang cara kita memperlakukan satu sama lain saat bermain?"
Dengan peraturan yang dibuat ini, maka lambat laun mereka mulai memahami bagaimana cara berinteraksi dengan yang lain tanpa menimbulkan keributan. Apabila ditemukan hal-hal baru yang belum ada di dalam peraturan yang telah dibuat pun, ayah-bunda dapat memperbaharuinya kembali atau menambah aturan tersebut. Agar anak-anak lebih bertanggung jawab dan mengerti tentang hak dan kewajibannya.
2. Menangkan diri sebelum melakukan intervensi.
Penting bagi para guru ataupun ayah-bunda di rumah bersikap tenang dan tidak harus langsung memarahi anak-anak. Ini kuncinya! Ingat, sistem saraf anak-anak bergantung pada sistem saraf orang tua ataupun guru untuk membantu mereka "tenang". (Kadang-kadang, ayah-bunda mungkin mendapati diri ayah-bunda merespons anak-anak dengan cara yang sama seperti respons orang tua ayah-bunda terhadap ayah-bunda dahulu di waktu kecil.Â
Hal ini tentu masuk akal karena ayah-bunda adalah panutan bagi ananda! Namun hal ini belum tentu efektif dan malah mengulang kesalahan masa lalu terjadi lagi. Luangkan waktu untuk terus memikirkan respons mana yang digunakan orang tua ayah-bunda dan lakukan proses seleksi dalam penerapannya. Mana yang benar-benar membantu dan mana yang tidak. Ini akan membantu bapak dan ibu guru atau ayah-bunda menemukan cara alternatif dan lebih efektif untuk mengatasi persaingan antar saudara dengan anak ayah -- bunda sendiri atau sesama siswa di dalam kelas).
Â