Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Berlaku Salah, Apakah Perlu Meminta Maaf kepada Ananda?

22 Juli 2023   20:48 Diperbarui: 22 Juli 2023   20:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua orang tua memiliki gengsi yang cukup untuk meminta maaf kepada anak. Ada sebagian orang tua yang merasa malu untuk meminta maaf kepada anak meski telah berlaku salah. Kadang kala orang tua hanya melupakan saja permasalahan yang telah terjadi dan berpura-pura bahwa semua akan selesai dan baik-baik saja seiring waktu berlalu.

Kedua orang tua Ayah-bunda hanya pernah sekali meminta maaf kepada Ayah-bunda seingat Ayah-bunda. Dan mereka adalah orang tua yang sangat menjaga wibawa terhadap anak-anaknya. Sehingga selama hidup Ayah-bunda hanya sekali mendengar mereka meminta maaf kepada Ayah-bunda. Padahal meminta maaf kepada anak tidak merusak otoritas potensial ayah-bunda. Kan selalu berlaku bahwa tidak ada manusia yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan. Meminta maaf ketika salah justru tidak akan membuat ayah-bunda kurang bertanggung jawab. Justru dengan meminta maaf akan membuat ayah-bunda menjadi pribadi yang utuh, yang bisa saja siapa pun membuat kesalahan dan menunjukkan tanggung jawab untuk itu. Tapi, inilah hal ketika ayah-bunda meminta maaf kepada ananda (atau siapa pun).

Ketika anak-anak kita menuntut hal yang serius dalam pelayanan kasih Ayah-bundang kita, tak jarang emosi ayah-bunda juga akan muncul. Dalam hal-hal tertentu ataupun terdesak tanpa disadari ayah-bunda pasti akan menemui jalan buntu yang memungkinkan ayah-bunda melakukan kesalahan. 

Berkaitan dengan hal ini maka ada 3(tiga) hal yang harus diingat tentang tantangan perilaku ananda yang harus ayah-bunda hadapi.

1. Bahwa mereka bukan berarti anak yang nakal

Ini artinya mereka sedang dalam tahap / fase yang sulit dan masih belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka sendiri dengan lebih baik. Jadi apapun yang ananda lakukan belum tentu seutuhnya dipahami sebagai salah benar yang cukup jelas.

2. Bahwa ayah-bunda bukanlah orang tua yang buruk

Parenting adalah suatu hal yang tidak mudah. Ayah-bunda juga manusia. Jadi santai saja lah. Belum ada sekolah khusus orang tua dimana akan muncul orang tua terbaik yang dapat kita tiru. Segala yang ayah-bunda alami senantiasa kondisional dan tidak sama. Jadi tidak mungkin menciptakan ranking sebagai image orang tua terbaik.

3. Akan selalu ada alasan yang mendasari perilaku mereka.

Pahamilah tentang 'mengapa' dibalik perilaku ananda dan ayah-bunda akan mampu mendukung ananda untuk mencapai keinginan dan kebutuhan mereka dengan cara dan waktu yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun