5 alasan mengapa ananda lebih rewel dan cemas di malam hari.
Sering kali orang tua dibuat bingung ya ayah-bunda, saat ananda rewel dan gelisah di malam hari apalagi menjelang tidur malam atau justru saat sedang tidur malam. Hal ini sebenarnya lumrah terjadi pada ananda untuk beberapa alasan yang mungkin bisa ayah-bunda pertimbangkan berikut ini agar mengurangi keresahan dan kekhawatiran ayah dan bunda. Ayah-bunda dapat mencocokkannya agar keresahan ayah-bunda dapat terjawab. Semoga ...
1. Otak yang lelah cenderung lebih khawatir.
Mengapa? Tentu saja hal ini karena bagian otak adalah bagian tubuh atau organ yang paling sensitif. Bagian tubuh yang paling sensitif dari otak manusia terhadap kurang tidur adalah amigdala, yang juga merupakan pusat kecemasan! Saat otak lelah, amigdala lebih cenderung membaca non-ancaman sebagai ancaman dan menyiapkan tubuh untuk melawan atau lari/ menghindar. Karenanya keresahan dan kerewelan ananda akan muncul lebih besar pada waktu malam hari. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang mungkin dilakukan pada saat siang harinya. Tak jarang anak-anak yang bermain dan tertawa keras dengan senangnya akan terbawa pula saat malam menjelang tidur atau saat tidur yang membuatnya tidak nyenyak. Setelah berlibur atau jalan-jalan dengan suasana yang menyenangkan juga bisa jadi pemicu karena kelelahan yang dirasakan.
2. Naluri bertahan hidup.
Kebiasaan orang tua akan mematikan lampu saat tidur karena memiliki manfaat nyaman. Dari perspektif evolusioner, menjadi sangat sadar akan sekeliling kita mengenai kegelapan yang mengajarkan kita tentang  mengenali ancaman yang datang. Rasa takut yang berlebihan muncul juga dipicu oleh hal ini. Kegelapan, dan menutup mata kita dalam kegelapan, secara naluriah dapat mengaktifkan rasa takut di otak mengenai ancaman dan kelangsungan hidup kita. Tak jarang ketika ananda bangun dan menyadari hal ini menimbulkan keriuhan ketika biasanya ananda dapat tertidur dengan nyenyaknya sampai pagi. Namun bangun di tengah malam karena kelelahan membuat ananda semakin rewel dan cemas. Â
3. Waktu malam berarti perpisahan.
Waktu tidur untuk seorang anak berarti perpisahan yang lama dari pengasuhan utama mereka sebelumnya, yakni ayah-bunda atau pengasuh yang biasa mengasuhnya dan menemani ananda. Jeda ini bisa terjadi selama sekitar 8 jam. Â Dan dalam kegelapan! Ini secara naluriah dapat membuat otak menjadi 'tidak aman'. Â Mode saat kita terhubung untuk merasa paling aman di hadapan pengasuh ananda akan segera menyadarkan ananda untuk kemudian memprotes hal ini. Nenek moyang kita biasa tidur bersama dalam kelompok sebagai cara untuk selamat, karena membiarkan seorang anak sendirian membuat mereka rentan terhadap predator. Namun seiring dengan perkembangan ilmu, anak-anak mulai dilatih agar dapat tidur secara mandiri.
4. Gangguan siang hari hilang
Gangguan eksternal dan keterlibatan dengan dunia luar memudar, menyisakan lebih banyak waktu dan ruang untuk kekhawatiran. Setelah terlibat dalam sebuah permainan seru ataupun perjalanan berlibur, tubuh yang meminta untuk beristirahat akan menjadi penyumbang terbesar kepada ananda yang memunculkan kerewelannya. Kekhawatiran ini sering kali dipicu oleh imajinasi anak yang sedang berkembang. Misalnya akibat menonton video tentang predator, hantu ataupun hal lain yang memancing imajinasinya.