Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneladani Nilai Pengorbanan Nabi Ibrahim: Hikmah Iedul Adha 1444H

29 Juni 2023   16:57 Diperbarui: 29 Juni 2023   17:01 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat  iitu, Siti Hajar tak habis pikir mengapa suaminya meninggalkannya dan anaknya yang masih kecil di padang pasir tak bertuan. Sebagaimana layaknya seorang perempuan yang cemburu, dia hanya menduga ini akibat kecemburuan Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim yang belum bisa memberikan keturunan. Di sisi lain Nabi Ibrahim pun remuk redam hatinya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.

Siti Hajar terus memberondong pertanyaan dengan sedih dan nelangsa kepada Nabi Alloh itu dengan pertanyaan 'Mengapa'. Dan ketika Nabi Ibrahim berbalik menatap Ibunda Siti Hajar dan dengan tegas berkata 'ini karena perintah Tuhanku", seketika dunia seolah berhenti mendesah, pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Siti Hajar membuat semua terkesiap. Siti Hajar berhenti berbicara dan terdiam, lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya yang mengagetkan semua Malaikat, butir pasir dan angin 'Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir, ada ALLOH yang akan menjaga kami' jawabnya lirih.

Peristiwa yang terjadi di padang tandus itu merupakan romantisme keberkahan yang sungguh mulia bagi umat manusia untuk diteladani.

Pada titik inilah kita memahami artinya ikhlas. Ikhlas adalah wujud dari sebuah keyakinan mutlak pada Sang Maha Mutlak.

Ikhlas adalah kepasrahan dan hanya bergantung kepadaNYA, bukan mengalah, apalagi menyerah kalah.

Ikhlas adalah sebuah kekuatan untuk menundukkan kekuatan yang ada pada diri sendiri dan berserah kepada yang maha memiliki dari semua yang dicintai.

Ikhlas adalah memilih jalan NYA, bukan karena terpojok dan tak memiliki pilihan untuk berjalan ke arah lain.

Ikhlas bukan pilihan karena terpaksa, bukan berusaha merasionalisasi pikiran dan tindakan, bukan lari dari kenyataan, bukan mengalkulasi hasil akhir demi prestasi.

Ikhlas tak pernah berhitung dan tak pernah pula menepuk dada.

Inilah hikmah besar dari peringatan Hari Raya Idul Adha. Sebuah sejarah besar bagi umat Islam yang patut diteladani terus menerus sepanjang zaman. Banyak nilai-nilai pengorbanan yang seharusnya umat Islam teladani dan pelajari setiap waktu untuk dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari. Agar kita senantiasa selamat dari sifat-sifat yang tidak terpuji berkaitan dengan pengorbanan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun