Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bagaimana untuk Tetap Hadir Saat Ayah Bunda Terpicu oleh Perilaku Ananda?

31 Maret 2023   22:21 Diperbarui: 1 April 2023   22:57 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kehadiran orangtua dalam tumbuh kembang anak (Sumber canva via kompas.com)

Dokpri
Dokpri

Lalu bagaimanakah cara mengetahui apakah ayah-bunda benar-benar hadir?

Ya tentu saja dengan tetap membersamai ananda saat ananda benar-benar menunjukkan perilaku tantrum atau memberontaknya. 

Jangan pernah meninggalkan ananda apalagi di keramaian pada kondisi ini hanya karena ayah-bunda memiliki sesuatu urusan yang lain karena tentunya akan membahayakan ananda juga ayah-bunda. 

Untuk mengetahui bahwa ayah-bunda benar-benar hadir saat ananda menunjukkan perilakunya, maka ayah-bunda dapat mengikuti petunjuk di bawah ini.

1. Ayah-bunda mampu mengalihkan perhatian atau memisahkan diri dari fokus menggunakan ponsel ayah-bunda. 

Saat ananda membutuhkan ayah-bunda, maka ponsel bukanlah prioritas ayah-bunda lagi. Meski ayah-bunda tidak melakukan apa pun di hadapan ananda, paling tidak ayah-bunda tidak melulu menatap ponsel ayah-bunda (menggulir ponsel ayah-bunda).

2. Adanya kekhawatiran saat ayah-bunda berpikir, "anak saya akan selalu bertingkah seperti ini". Pada momen seperti ini tentunya ayah-bunda akan mencari cara menghentikan perilaku buruk ananda berlanjut sampai ananda besar kelak.

3. Adanya  kekhawatiran dari ayah-bunda tentang bagaimana hal ini akan memengaruhi rencana ayah-bunda yang terlambat. Sebagai orang tua tentunya ayah-bunda memiliki target tertentu dalam pencapaian perkembangan untuk ananda. Sehingga ketika ananda tetap berperilaku yang belum menunjukkan kemajuan pada usianya ayah-bunda merasa khawatir ini akan menghambat kelak ananda saat ia masuk sekolah misalnya.

4. Menghindari apa yang kira-kira akan menjadi pemicu ananda menunjukkan perilaku tantrum (lebih lama dari yang ayah-bunda butuhkan untuk mendapatkan kembali ketenangan ayah-bunda). 

Kekhawatiran ini melatih ayah-bunda untuk bertindak preventif agar ananda tidak menjadi tantrum. Padahal ini merupakan langkah baik loh ayah-bunda, karena bisa menjadi cara ananda dalam melakukan observasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun