Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seperti Berbagi yang Tak Pernah Habis, Perjalanan Panjang Menjadi Guru

28 Maret 2023   11:33 Diperbarui: 28 Maret 2023   11:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap manusia tentunya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik, dan dengan memiliki sesuatu yang baik yang ingin dicapainya maka akan menjadi cita-cita. Setiap hal baik yang diinginkan pasti akan terpintas di dalam pikiran manusia untuk dapat diwujudkan dikemudian hari sebagai sebuah cita-cita. Cita-cita adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, terutama oleh orang-orang yang memiliki pandangan hidup ke depan, karena dengan cita-cita seseorang akan merasa termotivasi dan memiliki harapan untuk memiliki hidup yang lebih baik. Cita-cita membuat kita melihat ke depan dan merencanakan sesuatu, yang berarti kita melakukan ikhtiar ataupun usaha agar kita dapat mencapai keinginan tersebut. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Qashash ayat 77 yang artinya, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagian mu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".(Q.S. al-Qashash [28]: 77)

Sebenarnya menjadi guru, pernah terlintas dalam benak penulis ketika masih kecil atau kanak-kanak. Sebagai sebuah pekerjaan mulia, pastilah semua orang memandang kagum pada profesi ini. Melihat guru yang penuh kasih sayang di masa kecil itu, cakap dalam mengajar dan bijaksana dalam memandang kecakapan anak, tentunya menjadi kesan tersendiri bagi seorang siswa di usia penulis saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, kadang kala cita-cita yang di inginkan juga berubah. Karena sejatinya memiliki berbagai cita-cita adalah cerminan seseorang yang memiliki pandangan hidup ke depan dan punya keinginan untuk menjadi lebih baik. Dan itu pula yang terjadi dengan penulis, ketika perjalanan waktu membawa kepada banyak hal untuk dilewati, keinginan menjadi guru menghilang oleh silaunya hal-hal yang ditemui.

Tanpa merencanakan apa yang ingin dicapai dalam cita-cita, penulis hanya mengikuti ke mana nasib membawa saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri di Lampung. Pada saat itu sebenarnya penulis merencanakan untuk masuk ke Fakultas Ekonomi sebagai pilihan pertama, dan Fakultas ilmu sosial dan politik sebagai pilihan kedua karena kuliah jurusan pendidikan mengharuskan mahasiswi memakai rok sebagai pakaian yang diharuskan dan hal inilah yang penulis hindari. Memakai rok bukanlah kesukaan dan kebiasaan karena menimbulkan kesulitan dalam gerak sedangkan penulis menggunakan transportasi umum yang jaraknya cukup jauh ditempuh untuk sampai ke kampus pada saat itu. Namun rencana adalah salah satu hal terpenting yang seharusnya ada dalam hidup. Inilah yang sebenarnya penulis sadari. Orang yang tidak memiliki rencana dapat diibaratkan seperti air yang hanya mengikuti arus, sehingga mudah terombang-ambing dan tak tentu arah. Membuat suatu perencanaan merupakan langkah awal untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita, rencana akan membuat kita mengerti langkah apa yang harus kita ambil sepanjang perjalanan berikhtiar.

Berencana adalah tugas manusia sebagai bentuk usaha yang harus dilakukan, namun orang yang beriman tidak hanya sekedar berencana akan tetapi kita perlu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah atau dengan kata lain kita percaya bahwa Allah melihat setiap usaha kita dan pasti memberikan jalan dan hasil yang terbaik. Hal ini juga yang penulis percayai sebagai sebuah motivasi dalam meniti masa depan dan pada akhirnya menjadi seorang guru. Dengan demikian kita telah meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

Ketika lulus dari Fakultas Ilmu sosial dan politik, sinyal untuk menjadi guru terus bergema. Diawali dengan banyaknya tawaran memberikan les privat kepada anak-anak di sekitar perumahan, tawaran dari sebuah sekolah Islam terpadu, juga pada saat mengikuti kursus bahasa inggris yang penulis telah selesaikan semua level dan jenjangnya, lembaganya juga meminta untuk melakukan observasi sebagai tutor pengajaran. Namun karena merasa bukan berasal dari jurusan pendidikan atau berlatar belakang pendidikan, penulis merasa malu dan tidak percaya diri untuk menerima setiap tawarannya.

Langkah menjadi guru akhirnya penulis mulai dengan membuka les bimbingan belajar di rumah untuk siswa sekolah dasar dan usia dini. Dan tak disangka, mendapat animo yang sungguh sangat tidak mengecewakan. Banyak kalangan mempercayakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan les bimbel di rumah pada saat itu. Dengan perlengkapan dan ruangan sederhana, menyulap ruang makan menjadi kelas belajar sekaligus kantor, jadilah penulis/ saya pada saat itu mulai merintis pengalaman menjadi guru. Dan ini menjadi sinyal yang bagus untuk penulis untuk semakin percaya diri dalam memulai kiprah di dunia pendidikan. Hal ini juga di dukung dengan peran dan petuah ibunda penulis saat itu yang sangat memotivasi penulis untuk terus memperdalam kemampuan bagaimana mengajar yang baik, metodenya dan sumber belajar yang tepat juga seperti buku-buku, alat pendukung pembelajarannya  dan lain sebagainya.

Salah satu kalimat yang paling diingat sebagai motivasi dari ibunda penulis yakni sebuah petuah sarat makna yang beliau sampaikan untuk memotivasi penulis agar bertekad kuat dan mulia untuk menjadi guru yang disampaikannya adalah bahwa "mengajar dan mendidik anak serta menjadi seorang guru itu sungguh mulia, karena dengan mengajar dan mendidik itu seperti berbagi yang tak pernah habis. Karena dengan begitu, yang dididik menjadi pandai, sementara yang mendidik semakin jauh lebih pandai dan tajam dengan ilmunya". 

Dari pesan beliau itulah akhirnya penulis juga mengingat kembali apa yang menjadi cita-cita penulis saat kanak-kanak dahulu. Bahwa akhirnya penulis telah sampai dalam mewujudkan mimpi menjadi guru semasa kecil. Orang tua pun memiliki dukungan yang positif dalam hal ini. Karenanya penulis merasa sudah tidak ada lagi beban dan alasan bagi penulis untuk menghindarinya. 

Dengan tekad yang kuat, akhirnya penulis mencoba menempuh pendidikan AKTA IV untuk menyempurnakan pendidikan agar memiliki bekal dalam mengajar yang pada saat itu masih ada dan berlaku. Lalu penulis juga melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Negri Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan saat telah secara resmi merintis profesi sebagai guru dengan jabatan kepala sekolah yang dipercayakan pada sebuah sekolah swasta yang cukup ternama di daerah Bekasi.

Tentunya sebagai orang yang beriman perlu kiranya memiliki visi dan tekad tersendiri yang akan menjadi pembeda dengan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Swt. Penulis wujudkan hal ini dengan senantiasa terus belajar dan belajar hingga penulis juga pernah berkesempatan memenangkan beberapa penghargaan sebagai kepala sekolah terbaik, sekolah ramah anak dan guru terbaik juga meski masih dalam lingkup kabupaten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun