Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Hukuman Mengalihkan Perhatian dari Konsekuensi yang Paling Berharga?

25 Maret 2023   00:15 Diperbarui: 25 Maret 2023   06:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alih-alih menghukum, kita dapat mencontohkan, memfasilitasi, mendorong, mengundang, dan membimbing keterampilan yang ingin kita ajarkan.

Untuk melakukan ini, kita harus membangun kepercayaan dan keamanan relasional, koneksi, dan membangun kotak peralatan keterampilan dan strategi kita.

"Duduk/ time out" adalah contoh yang bagus tentang bagaimana "hukuman" tradisional dapat diubah dan digunakan untuk menciptakan keamanan, koneksi, dan membangun keterampilan. Duduk/ time out bisa menjadi kesempatan bagi orang dewasa untuk membantu anak mengatur.

Duduk / time out bisa menjadi kesempatan untuk menghubungkan dan memperkuat hubungan sehingga kita memperkuat pengaruh kita. Duduk bisa menjadi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang harus dilakukan secara berbeda di waktu lain/ lain kali, membuat rencana dan/atau perbaikan.

 Menghukum anak bukan tentang hukumannya saja, melainkan juga tentang bagaimana mereka mengakui perilakunya yang baik. Penting untuk menerapkan konsistensi hukuman dari perilaku anak. Sebagai guru dan orang tua saya lebih senang untuk secara intensif menentukan beberapa aturan yang harus saya dan anak/ siswa diskusikan terlebih dahulu, seperti misalnya jam bermain, lamanya penggunaan handphone atau menonton TV dan sebagainya. Buatlah selalu negosiasi yang baik tentang pengaturan keseharian anak dan siswa.

Jangan lupa untuk juga membahas mengapa ia melanggar aturan yang telah dibuat dan bagaimana seharusnya ia bersikap. Sikap yang tegas juga sangat diperlakukan ketika pelanggaran muncul untuk membuktikan kepada mereka apa yang disebut dengan konsekuensi sehingga kepatuhan akan bisa tercipta. 

 

Semoga bermanfaat ya !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun