Setelah 10 tahun tidak bertemu dengan salah seorang siswa penyandang autisme yang pernah saya ajar, tetiba ia mengirimkan pesan pendek ke saya via WhatsApp.Â
Pesan yang dikirimkan hanya pendek-pendek saja tanpa basa basi panjang yang terkadang membosankan seperti menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, selamat tahun baru, selamat hari raya atau keadaan teman yang dia kenal lainnya. Karena rasa ingin tahu yang lebih dalam, lalu saya mencoba menanyakan hal-hal tertentu kepadanya yang membuat beberapa pesan darinya sebagai sebuah kejutan bagi saya. Ternyata ia masih mengingat dengan baik bagaimana tingkah saya dahulunya  ketika marah, ketika menegur siswa lain, dan kapan ia mulai mengenal saya dan bertemu pertama kali. Luar biasa bukan?
Seperti yang dikatakan oleh Willian dalam sebuah quotenya "Orang autis dibandingkan dengan orang non autis memiliki memori kerja yang lebih buruk" (William et al., 2006).
Dalam beberapa hal mungkin saya akan setuju dengan pendapatnya, namun tidak seluruhnya karena pengalaman saya menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus, khususnya autisme, mereka kadangkala dapat mengingat dengan baik sebuah peristiwa mulai dari jam, detail kejadian hingga siapa saja yang terlibat dalam sebuah peristiwa saat itu.Â
Kembali lagi pada siswa yang saya ceritakan, kebutuhan khusus yang disandangnya adalah autisme dengan spectrum disorder, dia memiliki ingatan yang cukup kuat tentang dimana ia tinggal sebelumnya, kapan dia pindah sampai mengingat momen-momen kebersamaan bersama saya saat menjadi wali kelasnya.Â
Hal ini terjadi tentu saja karena anak-anak penyandang autisme memiliki memori yang cukup baik untuk mengingat detil kejadian pada wilayah tertentu dari cara kerja otaknya. Berbeda dengan kita yang kadang kala berusaha melupakan masa-masa yang telah kita lalui dan lebih berfokus ke masa depan dan apa yang akan dilakukan kedepannya.Â
Beberapa menyarankan bahwa alasan kita cenderung berjuang dengan ingatan jangka pendek adalah itu karena otak kita berjuang untuk mengatur informasi yang diberikan kepada kita, sehingga kita sulit mengingat sesuatu. Sementara otak kita berjuang untuk mengenali informasi apa yang penting untuk diingat dan informasi apa yang kurang penting untuk diingat.Â
Berbeda dengan anak-anak penyandang autisme yang lebih jujur dalam ingatan mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa orang autis memiliki begitu banyak informasi yang kita ambil, karena kita memiliki kecenderungan untuk fokus pada detail, sehingga kita merasa sulit untuk mengatur sistem ingatan kita. Akibatnya, dapat lebih sulit untuk mengakses informasi yang kita butuhkan. Studi juga menemukan bahwa orang autis juga lebih cenderung melaporkan detail sensorik dengan ingatan mereka. (Zamoscik et al., 2016)
Perjuangan ingatan jangka pendek adalah bagian dari kesulitan yang lebih luas yang mungkin dialami oleh orang autis dengan fungsi eksekutif.Â
Fungsi eksekutif adalah seperangkat keterampilan kognitif yang membantu kita mengatur dan mengendalikan pikiran dan tindakan kita. Keterampilan fungsi eksekutif meliputi perencanaan, perhatian, kontrol impuls, memori jangka pendek dan fleksibilitas.Â